Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, SIP., MPA., Ph.D., meluncurkan Learning Management System Fisipol Online Campus (LMS Focus) sebagai sistem pembelajaran daring yang dibentuk untuk memberikan akses perkuliahan gratis kepada publik, Rabu (10/8) di ruang seminar Fisipol UGM. Peluncuran ini disaksikan secara daring oleh Menteri Sekretaris Negara, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Dekan Fisipol menegaskan LMS Focus bisa menjadi wadah pembelajaran secara mandiri melalui metode hibrid antara daring dan luring serta memadukan pembelajaran sinkron dan asinkron. Ia menjelaskan bahwa LMS Focus merupakan inovasi baru yang dikembangkan oleh Fisipol UGM bekerja sama dengan alumni. Pengembngana ini dilakukan untuk menghadirkan sebuah sistem pendidikan dan pembelajaran bersifat inklusif, menjangkau semua kalangan, adaptif, fleksibel dan lincah.
“Semua perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan tersebut. Karenanya kita juga harus siap dengan segala perubahan itu dari sisi akademik dan praktis,” katanya
Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan platform sistem pembelajaran yang dikembangkan Fisipol UGM sangat relevan pada kondisi saat ini di tengah dunia menghadapi disrupsi teknologi digital. “Disrupsi saat ini sudah terjadi di bidang media, lalu kesehatan dan lebih jauh lagi di bidang lainnya. Kita tidak ingin potensi digitalisasi di Indonesia ini justru gagal. Dimana bisa kita optimalkan untuk bangsa kita sendiri. Tahun 2030 potensi ekonomi digital mencapai Rp4.500 triliun. Pertumbuhan delapan kali lipat dari ekonomi digital saat ini,” ungkapnya.
Menurutnya setiap perguruan tinggi harus bisa berinovasi dan bertransformasi untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital agar Indonesia bisa berdaulat dalam ekosistem digital di negeri sendiri. Namun begitu ia berpesan jangan sampai potensi ekonomi digital itu dinikmati segelintir masyarakat orang sehingga menjadikan kesenjangan semakin lebar. “Sekali lagi, saya mengapresiasi platform LMS Focus sebagai wadah pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran mandiri dan aktif secara hibrid,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., yang mengapresiasi inisiatif Fisipol dalam mengembangakan model pembelajaran yang bisa diakses oleh publik. Sebab, kata Pratikno, banyak sekali anak muda di Indonesia yang mau kuliah di UGM, namun keterbatasan kursi yang menjadikan mereka gagal masuk UGM. “Tidak berarti mereka tidak mampu. Keterbatasan kursi yang membatasi mereka,” katanya.
Menurutnya sistem pembelajaran yang dikembngakan Fisipol UGM ini bisa membuka akses bagi mahasiswa maupun publik untuk kuliah secara luring dan daring serta memiliki kelebihan dari sisi fleksibilitas waktu dan tempat.
Disamping itu, Pratikno mengharapkan dalam kurikulum pembelajaran Focus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perubahan jenis pekerjaan yang terjadi sekarang ini. “Mahasiswa sekarang ini menghadapi disrupsi luar biasa. Jenis pekerjaan berubah. Ada jenis pekerjaan yang hilang dan ada pekerjaan baru yang muncul. Sejauh mana kurikulum kita mampu beradaptasi dengan dunia yang selalu berubah lebih cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi juga begitu. Teori saja bisa menjadi usang dan muncul teori baru. Sehingga dibutuhkan kesiapan anak muda menghadapi perubahan tersebut,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson