Perlu adanya Kemandirian dan Kedaulatan Industri Nasional yang maju dan berdaya saing. Pemerintah melalui PP No.14 tahun 2015 telah melakukan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 hingga 2025. Terdapat tiga visi yang ingin dicapai dari rencana pembangunan, yaitu struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan, industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global, dan industri yang berbasis inovasi dan teknologi.
Menurut Prof. Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng., Dosen Fakultas Teknik UGM, beberapa poin strategi yang perlu menjadi perhatian untuk mencapai visi tersebut adalah penguasaan teknologi dan kualitas SDM, pembangunan industri hijau, serta peningkatan produk dalam negeri.
“Secara umum, Indonesia sudah membangun Bangun Industri Nasional,” imbuh Deendarlianto dalam Diskusi Pemikiran Bulaksumur, Rabu (24/8).
Dalam Bangun Industri Nasional, kata Deendarlianto, dari enam industri andalan Indonesia perlu mendorong lagi kedaulatan industri pangan dan industri teknologi.
Sementara itu, Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., salah satu anggota Dewan Guru Besar UGM, menuturkan tantangan industri saat ini adalah kondisi pasar yang semakin dinamis dan berat kompetisinya. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu Perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok global, pandemi Covid-19 dan virus lainnya, dan disrupsi teknologi 4.0.
Namun, jika melihat dari prediksi GDP Growth dan Real GDP, seharusnya Indonesia masih optimis industri Indonesia akan bertumbuh dengan baik.
“Dengan kondisi ekonomi yang sangat dinamis, ternyata Indonesia sangat optimis dan prospektif,” tambahnya
Beberapa strategi yang dapat digunakan yaitu melakukan pemilihan industri yang sesuai dengan SDGs dan relevan dengan era saat ini serta perlu disinergikan dengan RPIP/RPIK, adanya adopsi teknologi 4.0 secara selektif, menyiapkan global supply chain Indonesia, perlu adanya sinergi multi helix antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi.
“Industri maju dan berdaya saing global perlu 4 stakeholder yang kita garap yaitu Sinergi multi helix, global supply chain, adopsi teknologi bagi produk maupun fasilitas, dan relevansi industri terhadap teknologi 4.0 maupun SDGs,” simpul Alva.
Penulis: Khansa