Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM bekerja sama dengan Badan Standarisasi Nasional mendampingi 10 UMKM Binaan untuk melakukan sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kedua sertifikasi ini dilakukan agar produk-produk UMKM dapat diekspor ke pasar internasional, terutama pasar Jepang.
“DPkM menjembatani UMKM yang menjadi binaannya untuk masuk ke pasar internasional, dalam hal ini pasar Jepang, melalui diaspora Indonesia di sana,” ungkap Direktur Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D., Jumat (2/9).
Ia mengungkapkan, setelah dilakukan kurasi oleh diaspora yang memiliki jaringan pasar di Jepang, beberapa UMKM dinyatakan siap jika dilakukan sedikit peningkatan, di antaranya adanya sistem manajemen pengawasan dan pengendalian keamanan pangan yang disebut HACCP.
Pendampingan ini, terangnya, menerapkan prinsip start from the end, dan yang dimaksud sebagai the end dari sebuah usaha adalah mencapai pasar.
Salah satu UMKM yang mendapat pendampingan adalah Allisha Gesang Sejahtera, UMKM berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang berlokasi di Kebumen, Jawa Tengah.
UMKM ini telah menjadi binaan DPKM UGM sejak tahun 2017 melalui kegiatan Temu Bisnis Nasional UMKM I, dan mendapatkan pendampingan awal oleh DPKM UGM melalui skema Teknologi Tepat Guna untuk perbaikan proses produksi dan pengemasan pada tahun 2018.
Allisha Gesang Sejahtera mempunyai produk inovasi yang pertama di Indonesia yaitu sate ambal dalam kemasan dengan umur simpan sampai 6 bulan, dan telah meraih berbagai prestasi di tingkat nasional maupun internasional. UMKM ini. Ia menjadi satu dari 143 UMKM yang mengajukan pendampingan serta fasilitasi DPkM UGM untuk penerapan sertifikasi HACCP dan SNI.
“Karena HACCP merupakan suatu sistem manajemen pengawasan dan pengendalian keamanan pangan secara preventif yang bersifat ilmiah, rasional, dan sistematis yang merupakan ranah UGM, maka hal itu dapat dilakukan dengan mudah,” terang Irfan.
Pemilihan UMKM yang mendapat pendampingan dilakukan sesuai dengan persyaratan dari pasar yang dituju. Proses sertifikasi, menurut Irfan, juga bergantung pada komitmen masing-masing UMKM untuk melakukan berbagai penyesuaian yang diperlukan.
UMKM lainnya yang mendapatkan pendampingan dari DPkM UGM adalah Cariza Khansa Pratama, UMKM berbentuk CV yang didirikan di Sleman pada bulan Mei 2019. Produk yang dihasilkan berupa keripik pisang, granola, tepung pisang, hingga kue pisang dan pupuk dari limbah yang timbul.
UMKM ini tergabung menjadi binaan DPKM UGM atas rekomendasi dari Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2021. Pada tanggal 21 Januari 2022, DPKM UGM bekerjasama dengan IJB Net dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DI Yogyakarta menyelenggarakan kurasi ekspor produk UMKM binaan, dan Cariza Khansa Pratama menjadi salah satu UMKM yang lolos untuk diikutsertakan pengiriman sampel ke Jepang.