• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengabdian
  • Mahasiswa UGM Kenalkan Metode Biokonversi Maggot Untuk Kelola Limbah Organik

Mahasiswa UGM Kenalkan Metode Biokonversi Maggot Untuk Kelola Limbah Organik

  • 02 September 2022, 12:55 WIB
  • Oleh: Agung
  • 2216
Mahasiswa UGM Kenalkan Metode Biokonversi Maggot untuk Kelola Limbah Organik

Mahasiswa UGM mengenalkan metode Biokonversi Maggot untuk mengelola limbah organik rumah tangga. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM dan telah mendapat sumber pendanaan dari Kemendikbud Ristek, mereka memperkenalkan metode biokonversi maggot kepada kelompok wanita dalam mengolah limbah organik rumah tangga dengan menggunakan Black Soldier Fly Larvae.

Pengabdian dengan mengupayakan pengelolaan limbah organik rumah tangga berbasis pemberdayaan kelompok wanita ini dilakukan empat mahasiswa UGM di kampung Pedak RT 14/ RW 06, Karangbendo, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Adapun keempat mahasiswa UGM tersebut adalah Arifa Zaini Syafhira (ketua), Nabila Azizah, Hanna Priyo Cahyono (Fakultas Peternakan), dan Faaris Satrya Dharmawan (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Arifa Zaini Syafhira menjelaskan program pengolahan limbah organik dengan menggunakan Black Soldier Fly Larvae karena larva BSF dinilai dapat menguraikan sampah organik dengan cepat. Selain itu, maggot BSF juga memiliki kandungan protein cukup tinggi sebagai pakan tambahan pada ternak.

“Oleh karena itu, pemanfaatan maggot BSF tidak hanya berhenti sebagai pengurai limbah organik saja, tetapi juga memiliki manfaat yang berkelanjutan," ujar Arifa Zaini, di Kampus UGM, Jumat (2/9).

Ia menjelaskan awal munculnya ide pengelolaan limbah organik oleh kelompok wanita berasal dari banyaknya sampah organik yang kurang optimal dimanfaatkan. Bahkan, sering dibuang sembarangan yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat dan mengakibatkan penumpukan sampah di beberapa tempat.

“Adanya tumpukan sampah membuat kami tergerak untuk turun tangan dan bersama tim mencoba mengatasi permasalahan yang ada," jelasnya.

Hanna Priyo Cahyono menambahkan sampah organik sisa-sisa makanan di Kampung Pedak, Desa Karangbendho kurang begitu mendapat perhatian sehingga tidak dikelola dengan baik. Masih beruntung terkadang ada sebagian masyarakat memanfaatkannya untuk makanan ayam-ayam piaraannya, meskipun tidak sedikit pula dari mereka hanya membiarkan menumpuk dan membuangnya begitu saja.

Padahal, jika sampah-sampah organik tersebut dikelola dengan baik akan memberikan nilai tambah dan bermanfaat. Tentu saja, semua itu bisa dimulai dengan melakukan pemilahan sampah organik sisa makanan dari skala rumahan.

“Disini peran ibu-ibu menjadi tokoh utama karena ibu-ibu yang kerap melakukan pekerjaan dapur," ucap Hanna.

Menurutnya sisa makanan yang dibuang dari masing-masing keluarga setiap hari bisa dimanfaatkan sebagai pakan maggot. Maggotnya sendiri bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak berprotein tinggi serta bernilai ekonomis.

“Maggot ini sedang naik daun karena banyak penelitian yang membuktikan bahwa maggot BSF memiliki kandungan protein yang baik untuk ternak. Karenanya sisa-sisa makanan seperti nasi basi, makanan yang tak habis dimakan, sayur dan buah yang busuk bisa dimanfaatkan jadi pakan maggot BSF. Maggot BSF yang dibudidayakan ini tentu bisa dijual dan bisa menambah pendapatan,” ujarnya.

Hanna menerangkan proses pembudidayaan maggot ini cukup mudah dan tidak memakan lahan serta waktu yang lama. Budi daya dapat dilakukan di lahan sempit oleh segala kalangan dan bisa dilakukan oleh siapapun.

Maggot daur hidupnya cepat dan mudah dikembangbiakkan. Tidak perlu lahan yang luas dan bisa dimulai dari skala rumahan, dan apabila dibudidayakan maka dalam 2 minggu bisa siap panen.

“Orang awam pun bisa. Sebanyak 5 gram telur maggot bisa menghasilkan sampai 7 kg maggot siap panen. Harga pasarannya pun terbilang tinggi, mencapai dua puluh ribu per kilonya dan maggot kering lebih dari lima puluh ribu," paparnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Lies Mira Yusiati, SU., IPU, ASEAN Eng selaku dosen pembimbing menyatakan program ini bisa menjadi alternatif solusi permasalahan sampah organik yang menumpuk yang dihadapi masyarakat. Selain itu, pengelolaan sampah organik sisa makanan yang dikaitkan dengan program budi daya maggot ini tentu diharapkan dapat menambah icome ekonomi warga.

Penulis : Agung Nugroho

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Berdayakan Warga Bedoyo Cangkringan Dengan IFS

    Tuesday,06 September 2022 - 15:44
  • Mahasiswa UGM Berdayakan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Organik

    Monday,22 November 2021 - 15:49
  • Larva Lalat Ijo dan Mata Ikan Potensial Jadi Pakan Alternatif

    Monday,08 November 2021 - 18:41
  • IAAS LC UGM dan Warga Kulwaru Luncurkan Pupuk Kompos Organik

    Wednesday,16 April 2014 - 7:56
  • KKN PPM UGM Memanfaatkan Limbah Buah dan Sayur sebagai Pupuk Organik Cair

    Wednesday,06 September 2017 - 16:05

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual