Yogya, KU
Mantan Keua MPR Prof Dr Amien Rais mengkritisi sikap intelektual para mahasiswa saat ini yang tidak lagi memiliki sikap empati bagi permasalahan dan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Menurut Amien, sikap mahasiswa sekarang ini lebih suka mencari keuntungan pribadi tanpa memperdulikan kepentingan bangsa dan negaranya sendiri.
Menurut Amien, kebanyakan mahasiswa kini tidak lagi menunjukkan sikap intelektual pejuang namun lebih sebagai intelektual parasit dan inteletual pasif.
“Intelektual parasit, orangnya yang pintar, punya kerjasama, sering membaca buku, punya pengetahuan, namun dalam hidupnya tidak ubahnya seperti parasit. Menempel terus di kekuasaan dan ekonomi demi kepentingannya sendiri,†ujar Amien rais saat memberi pengarahan kepada mahasiswa KKN PPM UGM di wilyah kecamatan Jetis, Bantul, Selasa (1/4).
Inteletual pasif, kata Amien, ditunjukkan dengan sikap intelektual yang tidak mau mengambil sikap korektif dan sikap kritis melihat berbagai ketidakadilan dan permasalahan yang terjadi di masyarakat, karena mereka takut sikapnya bisa menimbulkan keguncangan sosial, pro dan kontra, serta konflik sehingga mareka memilih sikap diam saja.
“Mereka ini membiarkan status quo berjalan, asal kepentingan mereka sendiri bisa berjalan,†katanya.
Sedangkan intelektual pejuang, kata Amien, mereka yang tidak hanya memiliki wawasan yang luas, kecerdasan yang memadai, tapi komitmen kepada rakyat dan negara tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, Amien rais sangat mendukung program KKN yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu bentuk metode membentuk intelektual muda bisa berintegrasi dengan masyarakatnya dan peduli terhadap bangsanya.
“Melalui KKN, kita bisa menghayati denyut nadi dan denyut jantung bangsa kita sendiri, sehingga inteletual kita bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara berdasarkan kemampuan masing-masing,†katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Amien Rais bersama Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi Meng PhD dan Camat Kecamatan Jetis Tri Muryamini, SIP, menyerahkan bantuan berupa rumah produksi dan bantuan dana bergulir bagi 280 pelaku usaha korban gempa yang mendapat pendampingan dari mahasiswa KKN PPM UGM.
Sementara itu, camat Kecamatan Jetis Tri Muryamini, SIP menjelaskan bahwa Kehadiran KKN PPM UGM telah banyak membantu memperbaiki kondisi masyarakat yang terpuruk akibat bencana gempa 2006 yang lalu. Dikatakan Tri, kecamatan Jetis merupakan daerah dengan kondisi paling parah di Bantul.
“Jumlah korban dan jumlah kerusakan di Jetis merupakan yang paling parah di Bantul, karena korban gempa mencapai 981 orang dan bangunan yang hancur hampir 95 persen,†jelasnya.
Dengan adanya sentuhan mahasiswa KKN PPN UGM, kata Tri, juga ikut serta membantu memecahkan masalah keterbatasan palaku usaha UMKM dalam hal desain produk dan pemasaran. (Humas UGM/Gusti Grehenson)