Sejumlah masalah dihadapi masyarakat Dusun Bedoyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Disamping tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan rendahnya pendapatan keluarga, masyarakat Dusun Bedono dinilai kurang terampil dan paham soal ketahanan pangan keluarga yang berakibat penurunan kualitas gizi pada anak.
Tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS) menjadi permasalahan cukup lama yang dihadapi masyarakat Dusun Bedoyo. Dengan limbah sebanyak 0,3 – 0,4 kg/hari menjadi permasalahan cukup serius bagi masyarakat karena menimbulkan bau busuk yang menyengat akibat tidak ada pengolahan lebih lanjut.
Sebagian besar masyarakat Dusun Bedoyo berprofesi sebagai petani dengan penghasilan rata-rata sebesar 700 ribu rupiah per bulan. Minimnya pendapatan tersebut serta kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan keluarga berakibat pada penurunan kualitas gizi pada anak mencapai 20,34 persen di Kecamatan Cangkringan.
Melihat permasalahan tersebut, Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM mengenalkan Integrated Farming System (IFS) kepada kader ibu-ibu PKK di Dusun Bedoyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D. I. Yogyakarta. Melalui program yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti-Kemendikbud yaitu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM memperkenalkan konsep IFS sebagai solusi pengolahan limbah organik rumah tangga dan menjaga ketahanan pangan keluarga.
Tim Fakultas Pertanian UGM yang terdiri Rikhul Jannah, Dara Latifa, Ainun Takhsin Afidati, Salma Romantika Fatihahwati, Muhammad Faris Ar Rif’at dengan dosen pembimbing Diah Fitria Widhiningsih, S. P., M. Sc., dalam program ini menciptakan program Smart Family yang mengusung konsep Integrated Farming System (IFS). Program Smart Family dengan mengusung konsep Integrated Farming System (IFS) adalah program yang menggabungkan tiga bidang yakni pertanian, perikanan, dan peternakan guna meningkatkan ketahanan pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi dan mengelola limbah organik rumah tangga.
“Program ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2022. Implementasi pengembangan program Smart Family dilakukan melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan ibu-ibu PKK dalam mengelola potensi yang ada dengan pengaplikasian konsep Integrated Farming System (IFS) yaitu kombinasi antara pelatihan akuaponik rumah tangga serta budidaya dan pengolahan maggot,” ujar Rikhul Jannah, di Kampus UGM, Selasa (6/9).
Rikhul mengakui dalam mengurai permasalahan di Dusun Bedoyo diperlukan suatu strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dalam bentuk ketersediaan gizi seimbang dan pengelolaan limbah organik rumah tangga. Dengan demikian, melalui program ini diharapkan dapat membantu ibu-ibu PKK dalam meningkatkan kebutuhan pangan, peningkatan mutu gizi seimbang, dan perwujudan pengelolaan limbah organik rumah tangga yang optimal.
Dara Latifa menambahkan produk yang dihasilkan selama pengabdian dilakukan berupa peningkatan pemahaman dan keterampilan ibu-ibu PKK dalam pemenuhan gizi 3 sehat, serta mengembangkan maggot menjadi maggot kering dan pupuk organik bekas maggot atau kasgot. Juga produk olahan pada ikan yang dapat diolah berupa ikan lele bumbu frozen dan sayuran dari akuaponik yang dikemas menjadi sayur organik segar.
Disebutnya Program Smart Family menjadi solusi yang diharapkan dapat menjawab penyelesaian masalah yang ada di Dusun Bedoyo. Karena dari budi daya maggot yang diupayakan tidak hanya menguraikan limbah organik rumah tangga saja, melainkan juga dapat dimanfaat sebagai pakan ikan.
“Sedangkan pada akuaponik yang diterintegrasikan dapat menghasilkan produk yang akan berguna untuk keberlanjutan program,” ucap Dara.
Suharti salah satu warga masyarakat merasa bersyukur dengan kegiatan ini. Dengan kegiatan ini, katanya, ibu-ibu Dusun Bedoyo dapat mengisi waktu luang sekaligus mendapatkan pengetahuan baru dan keterampilan yang berdampak bisa mendapatkan penghasilan sampingan.
“Program ini bagus sekali untuk mengisi waktu luang kami sebagai ibu rumah tangga. Dengan kegiatan ini bisa ngurusin maggot dan ikannya, apalagi kegiatan ini bisa nambah penghasilan kami,”ucap bu Harti.
Untuk menjaga keberlanjutan program ini, maka Tim Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM juga memberikan edukasi dan bimbingan kepada masyarakat mengenai pemasaran produk dan menjalin kerjasama dengan toko peternak dan toko pertanian. Selain itu, juga melakukan Training Of Trainer (TOT) untuk melatih ibu-ibu PKK yang telah mengikuti seluruh proses pelatihan di program Smart Family agar dapat menularkan dan mengajarkan kepada masyarakat lain sehingga perluasan ilmu yang diterima bisa diteruskan ke seluruh masyarakat Dusun Bedoyo.
Diah Fitria Widhiningsih, S.P., M.Sc. selaku dosen pembimbing berharap Program IFS ini berdampak pada peningkatan perekonomian keluarga ibu-ibu PKK. Ibu-ibu yang telah mendapat bimbingan dan pendampingan dapat mengolah maggot menjadi maggot kering, membuat pupuk organik cair dari limbah air cucian maggot, dan pupuk organik padat bekas maggot yang siap untuk dijual.
“Selain itu mereka diharapkan mampu mengolah hasil akuaponik menjadi produk kemasan ikan lele bumbu siap masak dan sayur organik,” katanya.
Penulis : Agung Nugroho