Yogya (KU) – Alam dan sistem sosial merupakan studi yang kompleks. Banyak contoh ketika risiko dan ketidakpastian muncul dalam perencanaan pembangunan. Analisis penilaian risiko (risk assessment) memberikan mekanisme formal untuk menangani ketidakpastian (uncertainty) dan risiko (risk).
“Banyak pembangunan yang mengabaikan penilaian risiko dan lebih mementingkan aspek pembangunan material dan ekonomi. Namun, tanpa disadari pembangunan tersebut mengancam sumber daya alam dan mengandung risiko dan bahaya yang besar di kemudian hari,” kata pakar manajemen risiko bencana, Prof. Jes Sammut, dari University of New South Wales, Australia. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam kuliah umum di Fakultas Geografi UGM, Rabu (12/5).
Menurut Sammut, risk management diperlukan dalam kegiatan pengambilan keputusan terkait dengan pengelolaan lingkungan dan pembangunan. Selan itu, terkait pula dengan penilaian mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Dalam kuliah umum yang dilaksanakan dua hari tersebut, Sammut juga memberikan berbagai penjelasan konkret untuk membedakan bahaya (hazard) dan risiko (risk) serta memberikan penjelasan pentingnya melakukan risk analysis pada setiap kegiatan pembangunan.
Kuliah umum pada hari pertama mengambil tema Risk Assessment Management with a Focus on Ecological Risk Assessment dan pada hari kedua mengangkat tema Applying the Precautianary Principal and Ecologically Sustainable Development to Environmental Management. Selain menyampaikan kuliah, Sammut juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan konsultasi penulisan tesis dan disertasi serta jurnal internasional.
Dyah Fitria Dewi, staf Biro Kerjasama Luar Negeri (BKLN) Fakultas Geografi UGM, menuturkan kegiatan kuliah umum tersebut merupakan salah satu bentuk program internasionalisasi yang dilaksanakan oleh Fakultas Geografi UGM bekerja sama dengan University of New South Wales (UNSW), Australia, yang telah berlangsung sejak tahun 2007. “Program kerja sama ini merupakan bagian dari program World Class Research University (WCRU) yang diterapkan oleh Fakultas Geografi. Kuliah umum diikuti 30 mahasiswa program master dan doktor di lingkungan Fakultas Geografi UGM,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)