Ketahanan pangan menjadi hal yang penting bagi masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu aspek yang diperhatikan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dalam keterkaitannya, sektor pertanian menjadi salah satu sektor penting yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Sektor pertanian menyumbangkan 12,84% dengan luas baku di Indonesia sebesar 10,52 juta hektare pada tahun 2021 (BPS, 2021). Seperti yang diketahui, strategi utama dalam pencapaian target pada pertanian adalah meningkatkan produktivitas dan perluasan pemantauan area tanam melalui pengoptimalan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Dalam pelaksanaan pertanian presisi pada masa sekarang ini, diperlukan implementasi berupa penerapan berbasis teknologi. Di sisi lain, teknologi yang sebelumnya telah diterapkan dinilai memiliki mobilitas yang masih kurang efisien sehingga diperlukan adanya hal baru lebih efektif. Permasalahan lain muncul ketika kebanyakan lahan pertanian belum dikelola dengan maksimal sehingga menyebabkan masalah dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam upaya untuk menghasilkan inovasi berupa perangkat cerdas yang efisien dan efektif, maka munculah ide dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk membuat konsep pertanian presisi berbasis IoT yang mengandung berbagai alat dan sistem yang mereka namakan Tabur-21. Konsep tersebut dituangkan dalam bentuk video. “Pengembangan Tabur-21 sebagai alternatif penyelesaian dimulai dari pra-tanam sampai dengan distribusi hasil panen ke konsumen seluruhnya berbasis teknologi berbasis video,” kata Finandi Amartya Deva, anggota tim pengembang video interaktif Tabur-21, Senin (12/9).
Ia menerangkan bahwa inovasi teknologi ini diterapkan dengan bentuk video interaktif dimana di dalamnya memuat konsep pertanian presisi berbasis IoT yang mengandung berbagai alat dan sistem. Selanjutnya, dalam video tersebut dijelaskan bahwa Tabur-21 hadir dengan wadah berupa kontainer workshop yang di dalamnya terdapat semua alat yang telah dirancang spesifik untuk pengolahan lahan pertanian. “Kontainer workshop yang di dalamnya terdapat alat-alat pintar sesuai kebutuhan lapangan yang dapat dipasang oleh para pengguna seperti drone, traktor, dan sistem irigasi,” ujarnya menjelaskan konsep pertanian presisi dalam video yang mereka buat.
Menurutnya pengenalan teknologi terbaru lewat video gagasan konstruktif ini dapat meningkatkan efisiensi, produksi tanaman padi, sebagai salah satu peluang usaha alat pertanian berkelanjutan yang mendukung Smart-eco Bio Production. Selain itu, gagasan teknologi ini dimanfaatkan untuk agroforestri dalam rangka meningkatkan produksi pangan dan menjaga keseimbangan ekosistem, karbon, hingga oksigen.
Seperti diketahui, dalam pembuatan Video Gagasan Konstruktif, didanai melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK). Selain Finandi, anggota tim ini terdiri dari Wahyu Tri Wicaksono (Teknik Fisika 2020), Budi Sugiarto (Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak 2021), Fiana Eka Aprilia (Kehutanan 2020), dan Intan Nur Fadhilah (Pertanian 2020) di bawah bimbingan dosen FMIPA Suherman S. Si., M. Sc., Ph.D.
Penulis : Gusti Grehenson