• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul

Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul

  • 14 September 2022, 08:16 WIB
  • Oleh: Ika
  • 855
Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul
Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul
Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul
Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul
Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul
Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul

Tim mahasiswa UGM yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiwa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) melakukan penelitian terhadap Komunitas Resan Gunungkidul. Mereka meneliti gerakan kolektif dari masyarakat Gunungkidul yang bergerak dalam bidang konservasi mata air berbasis masyarakat.

Ketua tim PKM UGM, Yoga Epri Dwi Ananta, mengatakan komunitas Resan Gunungkidul merupakan komunitas masyarakat yang bergerak melakukan revitalisasi mata air atau umbul. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh komunitas tersebut antara lain penanaman, besik (kegiatan membersihkan area umbul), dan upacara kebudayaan yang disebut dengan rasulan.

Objek dari kegiatan komunitas resan ini adalah resan itu sendiri. Resan merupakan  istilah yang digunakan untuk menyebut pohon besar yang berfungsi menjaga mata air di wilayah Gunungkidul.

“Penelitian yang kami lakukan berfokus pada motivasi, proses terbentuk, dan sumber pengetahuan dari pemuda yang aktif dalam kegiatan Komunitas Resan Gunungkidul,”tutur Yoga, Rabu (14/9).

Kepedulian pemuda pada lingkungan dianggap sebagai sebuah anomali, terutama pada era modernisasi yang mempercepat perkembangan teknologi, termasuk penyediaan sumber mata air. Berangkat dari hal tersebut, Yoga dan tim mengusulkan penelitian dengan judul “Perilaku Pro-Lingkungan Generasi Muda Komunitas Resan dalam Upaya Konservasi dan Revitalisasi Mata Air Resan di Kabupaten Gunungkidul”. Ide tersebut mengantarkan kelompok ini lolos seleksi internal kampus dan mendapatkan pendanaan oleh Kemdikbudristek pada PKM 2022.

Penelitian dilakukan pada tanggal 3 sampai 22 Juli 2022 di beberapa wilayah Gunungkidul. Dalam rentang waktu tersebut, tim PKM-RSH di bawah bimbingan Dwiko Budi Permadi dari Fakultas Kehutanan UGM mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas tersebut sekaligus melakukan wawancara pada infroman kunci yang merupakan anggota komunitas.

Padmo, Koordinator Kelompok Resan Gunungkidul, menjelaskan bahwa komunitas Resan Gunungkidul tidak memiliki struktur organisasi seperti organisasi pada umumnya, tidak ada daftar pengurus dan nama anggota. Hanya ada grup whatsapp untuk koordinasi dan semua orang dapat bergabung.

Kelvin Putra Kahimpong (19) menuturkan alasannya bergabung dalam Komunitas Resan Gunungkidul karena tergerak untuk melakukan aksi nyata dalam upaya konservasi air di wilayah Gunungkidul. Menurutnya, kunci kelestarian lingkungan ada di tangan pemuda. Melalui langkah-langkah kecil yang dilakukan seperti melakukan penanaman, diharapkan pemuda-pemuda dapat sadar akan pentingnya perilaku menjaga lingkungan agar tetap lestari.

Komunitas yang berdiri tahun 2018 ini melakukan kegiatan dengan penanaman bibit pada umbul melalui mekanisme permintaan oleh masyarakat Gunungkidul. Apabila masyarakat ingin melakukan penanaman pada umbul kering di daerahnya, maka masyarakat diperkenankan menghubungi akun instagram @resangunungkidul dan berkoordinasi untuk kegiatan penanaman.

Sumber pendanaan dari komunitas ini adalah dana usaha mandiri. Komunitas Resan Gunungkidul memiliki usaha kreatif sablon baju yang bernama Umbul Kreatif. Sedangkan, kegiatan pembibitan pohon resan dilakukan pada lahan-lahan pembibitan yang disediakan secara sukarela oleh anggota komunitas. Jumlah rumah pembibitan milik komunitas ini yaitu sebanyak 19.

Dalam salah satu kegiatannya pada acara rasulan bulan Juli 2022 lalu juga dilakukan penanaman bibit dan pelepasan lele lokal pada umbul kering di Dusun Sumberan, Kenteng, Kecamatan Ponjong Gunungkidul. Acara ini dihadiri oleh Heri Susanto selaku Wakil Bupati Gunungkidul dan Gusti Kukuh Hestriasning dari kerabat keraton Yogyakarta.

Yoga menyebutkan bahwa gerakan kolektif dengan tujuan konservasi sumber mata air ini harus dilestarikan dengan cara menanamkan kesadaran pada pemuda karena pemuda merupakan generasi penerus. Selain itu, pemerintah selaku pembuat kebijakan harus mempertimbangkan kebijakan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Gunungkidul dalam melaksanakan fungsi pemerintahan seperti perumusan kebijakan. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat dengan dilandasi tujuan yang sama akan membuat upaya konservasi mata air semakin optimal dan kelestarian lingkungan Gunungkidul semakin terjaga.

Penulis: Ika

 

 

 

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Teliti Gerakan Kolektif Konservasi Air Berbasis Masyarakat di Gunungkidul

    Wednesday,14 September 2022 - 8:16
  • Mahasiswa UGM Meneliti Memori Kolektif Peristiwa Pemaksaan Agama oleh DI/TII

    Friday,02 February 2018 - 16:18
  • Kagama Hijaukan Lereng Merapi

    Friday,23 November 2012 - 22:45
  • Teliti Hutan Rakyat di Gunungkidul, Ayu Dewi Raih Doktor

    Wednesday,15 December 2010 - 17:29
  • Gerakan Mahasiswa Saatnya Berdayakan Masyarakat Desa

    Friday,09 December 2011 - 10:54

Rilis Berita

  • Lustrum ke-12, Menuju Geografi Inovatif di Era Society 5.0 30 May 2023
    Tahun 2023, Fakultas Geografi UGM berusia 60 tahun. Sebuah waktu yang singkat untuk ukuran umur b
    Agung
  • Nano Kitosan Potensial Untuk Perawatan Gigi 30 May 2023
    Penyakit pulpa dan periapikal gigi masih menjadi persoalan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. D
    Ika
  • Kajian Strategis Power Wheeling Pada Seminar Nasional BEM KM Universitas Gadjah Mada 30 May 2023
    BEM KM Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan seminar nasional dengan topik power wheeling y
    Satria
  • Visualisasi Keragaman Budaya Indonesia Pada Kegiatan Cultural Festival 30 May 2023
    UGM Residence mengadakan kegiatan cultural festival di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada
    Satria
  • Fordigi Goes to Campus : Optimalisasi Digital Ability untuk Menghadapi Free-Market Ecosystem 30 May 2023
    Forum Digital BUMN (Fordigi) sebagai mitra Kementerian BUMN memiliki agenda berkeliling ke bebera
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual