Sekelompok mahasiswa UGM mengembangkan prototipe atau model alat deteksi kadar asam urat, kolesterol, dan glukosa dalam darah dengan penggunaan yang lebih aman karena tidak melukai kulit.
“Inovasi alat deteksi ini diharapkan mampu mengatasi masalah deteksi bagi yang takut dengan jarum,” ujar Solid Boy Maywenson, salah satu anggota tim pengembang alat.
Prototipe tersebut diberi nama HemoSense 3 in 1. Alat ini dikembangkan memanfaatkan metode spektroskopi fotoakustik. Metode ini dinilai akurat karena dapat digunakan untuk mendeteksi molekul dengan memanfaatkan panjang gelombang tertentu, sehingga dinilai lebih spesifik untuk metode deteksi.
Selain tidak melukai kulit, alat ini terbilang sangat praktis karena ukurannya yang relatif kecil dan terintegrasi dengan aplikasi pada gadget pengguna.
“Selain itu pasien juga dapat melakukan self monitoring karena hasil pengecekan akan terekam dalam aplikasi smartphone pribadi pengguna” tambah Wenson.
Proses pengembangan alat saat ini telah masuk pada tahap uji coba. Karya ini dikembangkan oleh lima mahasiswa UGM yang berasal dari berbagai disiplin ilmu.
Mereka adalah Solid Boy Maywenson, Rindi Eliza, Muhammad Hasani, dan Ghina Salma Susilo dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Gilang Wijanarko dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, di bawah bimbingan dosen Departemen Fisika, FMIPA UGM, Dr. Mitrayana, M.Si. yang juga memiliki bidang keahlian dalam fotoakustik.
Inovasi ini dibuat dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan diikutsertakan dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karya Cipta (KC) tahun 2022.