Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Festival Karawitan, Jumat (15/9) dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-55. Festival ini diikuti oleh 18 kelompok karawitan dari berbagai fakultas dan komunitas di UGM.
Mereka adalah Karafi, Filosvara, Swastamita Laras, Sospolaras, Puspanjali PKKH, Sekar Laras, Kidung Jaladri, Nglaras Ati, Gamasutra, Tunjung Jene, KAGAMA Sekar Gending 1, Pustaka Laras, KAGAMA Sekar Gending 2, Asthawismala, Sekar Manggis, UKJGS, Grafika Laras, dan Swagayugama.
“Festival ini dalam rangka Dies Natalis Fakultas Filsafat, yang sebenarnya sudah kita inisiasi sejak tahun 2019. Ini adalah festival yang kedua, dan harapannya akan jadi event tahunan,” ucap Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Rr. Siti Murtiningsih.
Festival Karawitan diselenggarakan di Selasar Fakultas Filsafat, dan juga disiarkan secara langsung di kanal Youtube Filsafat UGM. Acara berlangsung mulai pukul delapan pagi hingga pukul 17.30 WIB.
Dekan mengungkapkan, dari gamelan atau seni karawitan manusia bisa belajar tentang kehidupan, bagaimana manusia tidak bisa hidup seorang diri.
“Seperti kendang tidak bisa dimainkan sendirian tanpa harmonisasi dari gong, pelog, slendro, dan sebagainya, begitu juga hidup kita hari ini. Belajar dari gamelan, mari kita ciptakan kehidupan dan kemanusiaan yang lebih baik,” paparnya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., yang membuka festival ini secara resmi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Fakultas Filsafat yang dianggap telah menjadi salah satu pilar penjaga kebudayaan.
“Hari ini kita melihat yang namanya kebudayaan sangat dinamis menjadi sesuatu yang kontekstual agar tetap terkoneksi dengan generasi selanjutnya,” ungkapnya.
UGM, terangnya, memiliki tiga pilar penting yaitu pengetahuan, aspek ke-UGM-an yang di dalamnya termasuk kebudayaan, serta kemanfaatan. Salah satu aspek dari rencana strategis UGM adalah bagaimana setiap fakultas menumbuhkan nilai-nilai kebudayaan dalam kegiatan yang dilakukan.
Senada dengan yang disampaikan oleh Dekan, menurut Wening yang dilakukan oleh Fakultas Filsafat melalui festival ini adalah menumbuhkan kembali jiwa kemanusiaan, kolektifitas, dan kebersamaan yang disimbolkan dengan gamelan.
“Tapi gamelan pun ada aspek lain yaitu untuk kebahagiaan manusia. Semoga Bapak Ibu bisa menikmati acara ini hingga sore nanti, dan terima kasih untuk kerja keras dari semua orang yang terlibat,” imbuhnya.