Dosen Fakultas Peternakan UGM dari Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Ternak dan dosen dari Laboratorium Ilmu ternak Perah dan Industri Persusuan melakukan pengabdian pada masyarakat Kelompok Ternak Anggayuh Makmur Boyong, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Pengabdian bertema “Pembuatan dan Pengenalan Digital Recording Ternak” berlangsung di Gedung Merdeka Boyong Bojong, Hargobinangun, Kecamatan Pakem selama 2 hari, 9-10 September 2022 diikuti 20 peternak kambing perah.
Materi disampaikan Ir. Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., IPM., Prof. Ir. Tety Hartatik, S.Pt., Ph.D., IPM., Ir. Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM, dan Ir. Yustina Yuni Suranindyah, MS, Ph.D. Sementara proses pelatihan pengukuran ternak dilakukan para asisten mahasiswa.
Galuh Adi Insani menyatakan kenapa memilih kabupaten Sleman karena di kawasan ini banyak ditemukan peternakan kambing, domba dan sapi baik para peternak kambing perah maupun kambing penghasil daging. Kegiatan peternakan banyak dilakukan di daerah ini dikarenakan kondisi alam dinilai cocok, utamanya dalam ketersediaan pakan bagi ternak, salah satunya adalah di Kelompok Ternak Kambing Perah “Anggayuh Makmur”.
Selain memiliki kelompok ternak kambing perah, Kelompok Ternak “Anggayuh Makmur” juga memiliki kelompok ternak sapi perah. Sayangnya saat terjadi persebaran Penyakit Mulut dan Kuku banyak menyerang sapi perah yang berakibat berkurangnya populasi sapi perah di daerah tersebut.
Galuh Adi Insani menyebut disamping adanya wabah penyakit, para peternak juga mengeluhkan adanya penurunan produksi dari kambing perah yang diakibatkan oleh adanya perkawinan inbreeding yang terjadi secara terus menerus. Hal tersebut dikarenakan banyak peternak yang belum mengetahui tentang pentingnya pencatatan (recording) ternak sehingga peternak tidak melakukan pencatatan data profil peternak, data asal usul ternak, data kualitatif ternak, data kuantitatif ternak, data reproduksi ternak, dan data produksi susu ternak.
“Dengan permasalahan tersebut maka Dosen Fakultas Peternakan UGM dari Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Ternak dan Laboratorium Ilmu Ternak Perah dan Industri Persusuan mengadakan pengabdian di daerah ini,” ujarnya di Kampus UGM, Jum’at (16/9).
Ia menjelaskan pelatihan pengukuran data kambing yaitu dengan memasukkan data kedalam digital recording yang telah dibuat oleh dosen dan tim. Dengan cara ini diharapkan dapat mempermudah dalam proses tracing dari setiap kejadian yang dialami oleh peternak.
Dengan begitu maka para peternak dapat lebih mudah mengambil keputusan terkait proses produksinya di kemudian hari. Dengan adanya digital recording tersebut tentunya mempermudah para peternak dalam mengetahui identitas ternak.
“Berbagai catatan silsilah, catatan kesehatan sehingga ciri-ciri munculnya wabah penyakit ternak dapat dideteksi sejak dini dan mengetahui catatan produksi,” ungkapnya.
Wahyudi selaku ketua kelompok ternak “Anggayuh Makmur” menyatakan penurunan jumlah sapi perah akibat wabah ini mencapai kurang lebih 50 ekor. Sedangkan untuk jumlah kambing perah relatif tidak berdampak.
“Kita sangat berharap semoga materi soal pemanfaatan digital recording ternak di Kelompok Ternak Kambing Perah Anggayuh Makmur ini nantinya memberi manfaat dan mampu mengembangkan ternak kami lebih baik,” ucapnya.
Penulis : Agung Nugroho