Fakultas Pertanian UGM melakukan pendampingan pengembangan Kelengkeng Kateki dan tanaman obat (biofarmaka) kepada warga masyarakat di Desa Kaligintung, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan pada Sabtu (17/9) di lima pedukuhan yakni Kaligintung Lor, Kaligintung Kidul, Balong, Girigondo, dan Siwates merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka Dies Natalis ke-76 Fakultas Pertanian UGM. Acara pengabdian masyarakat yang mengusung tema Pengembangan Kelengkeng Kateki dan Biofarmaka untuk Intensifikasi Pekarangan sebagai Alternatif Sumber Tambahan Pendapatan Keluarga dilakukan berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Dody Kastono, S.P., M.P. selaku koordinator tim pengabdian Dies Natalis ke-76 Fakultas Pertanian UGM menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian sudah dilakukan sejak 2018 dengan fokus pengembangan kelengkeng dan biofarmaka khususnya jahe merah dan emprit. Bahkan, kelengkengnya sudah ada yang mulai berbuah, khususnya penanaman musim hujan tahun 2018. Kegiatan pengabdian ini juga diharapkan dapat mengembangkan perekonomian masyarakat secara mandiri berbasis intensifikasi pekarangan guna menyongsong adanya bandara YIA dan sekaligus sebagai pintu masuk pertama DIY dari wilayah barat.
Dalam kegiatan kali ini diserahkan bantuan berupa 204 bibit kelengkeng jenis Kateki dan Matalada serta 30 kg benih jahe merah (Jahira 2) dan emprit (Halina 4). Selain penyerahan bibit tanaman, turut dilakukan pembuatan demplot percontohan, serta penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak.
Lurah Kaligintung, Mucholish Fuad, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Kegiatan yang dijalankan telah banyak membantu dalam pengembangan pertanian dan kesehatan masyarakat di daerahnya.
Sementara Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., berharap kedepan Kalurahan Kaligintung dapat menjadi pusat pengembangan tanaman buah di Yogyakarta barat.
Dorong Peningkatan Produktivitas Kelapa
Sementara itu, alumni Fakultas Pertanian UGM Angkatan 1982 menyerahkan bibit calon pohon indukan kelapa kepada Fakultas Pertanian UGM. Pemberian bantuan 40 bibit kelapa pandan wangi, 8 bibit kelapa genjah entok dan 2 bibit kelapa kopyor ini merupakan bentuk kepedulian alumni terhadap upaya peningkatan produktivitas kelapa rakyat yang selama ini kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak.
“Pemberian bibit kelapa ini merupakan wujud kepedulian dan dukungan alumni untuk mendorong penguatan berbagai kajian terkait kelapa oleh para dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian UGM. Harapannya dapat mendukung percepatan peningkatan produktivitas kelapa pada masa mendatang,” papar perwakilan angkatan 1982, Ir. Bambang.
Kegiatan penggalangan dan pemberian bibit kelapa ungul yang memiliki nilai potensi ekonomi tinggi merupakan salah satu agenda dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM ke 76. Penyerahahan bibit kelapa secara simbolis telah dilakukan oleh beberapa alumni perwakilan angkatan 1982 pada 18 September 2022 bertempat di Gedung Agrotropical Learning Center (AGLC) Fakultas Pertanian UGM.
Dekan Fakutas Pertanian UGM, Jaka Widada, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kapada Angkatan 1982 yang telah menginisiasi penggalangan bibit kelapa yang memiliki potensi ekonomi tinggi. Fakultas Pertanian UGM telah memiliki nursery kelapa di Kebun UGM Mangunan Bantul sehingga dengan bantuan bibit kelapa calon pohon induk akan menjadi tambahan koleksi fakultas dan akan menjadi salah satu pemasok bibit kelapa di nursery tersebut. Bibit kelapa yang berkualitas akan dibagikan petani secara gratis kepada kelompok tani sebagai bentuk diseminasi inovasi Fakultas Pertanian UGM dan pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan produktiviats kelapa rakyat.
Gagasan awal urgensi pengembangan bibit kelapa berkualitas yang memiliki potensi ekonomi tinggi dibahas dalam diskusi informal di Lampung bulan Agustus lalu antara Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada Ph.D, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerjasama Subejo, Ph.D., bersama beberapa perwakilan alumni 1982 antara lain Ir. Fauzan dan Dr. Sumaryo. Dalam diskusi tersebut terpetakan problematika kelapa rakyat di Indonesia yang umumnya sudah berumur tua dan kurang terawat sehingga produktifitasnya relatif rendah. Sementara, di sisi lain ada peluang peningkatan produktivitas kelapa dengan promosi perbaikan varietas terutama yang memiliki potensi nilai ekonomi tinggi. Jika kualitas dan produktivitas kelapa dapat ditingkatkan maka akan menjadi insentif bagi petani kelapa untuk mengadopsi bibit kelapa yang baru dan akhirnya akan menjadi tambahan sumber pendapatan baru bagi para petani di perdesaan.
Penulis: Ika