Penyakit Mulut dan Kuku yang menyerang hewan ternak ruminansia telah menyebar sedemikian cepat terutama di Pulau Jawa. Penyakit inipun telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar hampir menyentuh di angka 10 triliun rupiah.
Oleh karena itu, diperlukan usaha pencegahan dan pengobatan terkait penyakit Mulut dan Kuku. Selain aspek biosecurity, perlu dilakukan pula pemberian suplemen, infeksi antibiotik, multivitamin, imunitas dan lain-lain.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng, aspek biosecurity perlu dilakukan dengan sangat ketat guna mencegah penularan penyakit PMK semakin meluas. Karenanya penanganan penyakit PMK perlu dilakukan secara komprehensif dan bergotong royong.
“Perlu pula tindakan-tindakan preventif, protektif, tindakan kuratif, pengobatan, potong paksa, stamping out, farm lockdown, pemberian nutrisi, dietetic feed,”katanya di Auditorium drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan UGM, Rabu (28/9) pada kegiatan pengabdian dan pelatihan terkait PMK bertema “Strategi Beternak Bebas PMK” dalam rangka Dies Natalis ke-53 Fakultas Peternakan UGM dan Dies Natalis ke-73 Universitas Gadjah Mada.
Di saat wabah PMK menyerang, kata Ali Agus, sangat diperlukan pemberian feed additive yang terdiri dari beberapa bahan atau campuran zat aktif yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan hewan. Dengan pemberian feed additive ini diharapkan kondisi kesehatan hewan akan lebih baik dan mampu berproduksi lebih optimal.
Ali Agus menambahkan saat ini tengah diujicobakan protokol kesehatan hewan dalam menghadapi PMK dan penyakit lainnya di Malang Jawa Timur. Ada tiga tahapan protokol kesehatan yang tengah diujicobakan. Protokol 1 untuk Penyakit Mulut dan Kuku diberikan antibiotic LA, multivitamin, Premix booster dan konsentrat booster.
Protokol 2 untuk ternak sehat diberikan multivitamin, premix booster dan konsentrat booster. Protokol 3 untuk lingkungan dilakukan upaya biosecurity dengan menjaga kebersihan dan sterilisasi kandang, kendaraan, pakan, gudang pakan dan pintu masuk.
Hal senada disampaikan drh. Bambang Ariyadi., M.P., Ph.D, dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Terkait pencegahan dan pengendalian penyakit PMK perlu dilakukan biosekurity meliputi isolasi dan karantina hewan, kontrol lalu lintas ternak, manusia, pakan, produk peternakan, kebersihan ternak, kebersihan kandang, kebersihan sapronax, kebersihan lingkungan, dan desinfeksi.
“Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan wabah virus pada hewan ternak ruminansia. Wabah ini menyebabkan penyakit viral yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta. Termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan dan jerapah,” ucapnya.
Bambang menuturkan untuk peternakan dekat daerah tertular maka dianjurkan untuk melaksanakan vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant. Kekebalan 6 bulan setelah setelah dua kali pemberian vaksin maka sebagian besar tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
Oleh karena itu, untuk pengobatan preventif perlu untuk diberikan multivitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Upaya ini dilakukan untuk mencegah ternak yang sehat terinfeksi penyakit dari ternak yang sakit.
“Beberapa yang perlu dilakukan adalah dengan pemberian injeksi Vitamin B Kompleks 0,5 mL kk BB (IM), ADE-Plex inj 2,5 -5 mL per 100 – 300 kk BB (IM), Bioselvita 20 mL (IV/IM), Vita B-Plex Bolus Extra Flavor dengan takaran 1 bolus per 200 kg berat badan,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho