Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM menggelar Fisipol Leadership Forum. Forum yang akan dilaksanakan secara berkesinambungan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial FISIPOL UGM untuk terus memberikan dampak terhadap kepemimpinan Indonesia. Dalam forum ini FISIPOL UGM mengundang berbagai tokoh untuk menyampaikan berbagai gagasan dan pemikirannya.
“Sebuah forum yang sengaja kami rancang untuk menghadirkan para tokoh terbaik, tokoh inovatif, tokoh yang memberi inspirasi terkait dengan kemajuan bangsa,” ungkap Dekan Fisipol, Wawan Mas’udi, SIP., MPA., Ph.D., dalam sambutannya.
Dalam Fisipol Leadership Forum Seri Kedua yang dilaksanakan pada Rabu (23/9) di Auditorium Fisipol UGM ini mengangkat topik utama berupa gagasan kebijakan menuju kesejahteraan menurut Anggota DPR yang juga Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang tertuang dalam bukunya yang berjudul Visioning Indonesia.
Muhaimin menjelaskan demokrasi Indonesia merupakan salah satu modal bangsa untuk membangun sistem yang bermanfaat untuk keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Beberapa ancaman yang saat ini dihadapi oleh demokrasi Indonesia adalah kurangnya kesadaran dan kedewasaan politik rakyat serta kurangnya pelaksanaan demokrasi secara substansial.
“Demokrasi yang kita dapatkan harus ditingkatkan sehingga demokrasi kita bermakna kesadaran politik rakyat yang utuh ,” ungkap Muhaimin
Dalam sesi diskusi, forum ini juga mengundang Dr. Arie Sudjito, S.Sos., M.Si., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Arif Nurul Iman, Indo Strategi Research & Consulting, Mohammad Sobary seorang Budayawan dan Kolumnis, Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D., Dosen Departemen PSDK Fisipol UGM, dan Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Ekonom dan Dosen FEB UGM.
Menurut Nurhadi, salah satu keunggulan buku ini adalah menggunakan banyak pendekatan teori kesejahteraan. Isu yang masih dapat dikembangkan dalam buku ini adalah aspek kebijakan sosial secara mendalam. Sedangkan dari perspektif antropologi, Sobary menuturkan kesejahteraan dari sisi kebudayaan kearifan Jawa yang memiliki tiga dimensi kesejahteraan yaitu yang diciptakan menjadi kenyataan, yang dicita citakan terlaksana, dan yang dikatakan terwujud.
Menurut Arie, kita harus kritis dalam membangun politik yang sehat sehingga anak-anak muda kembali tertarik dengan politik.
“Kita harus secara emansipatif terlibat menjadi bagian untuk membersihkan politik,” ungkap Arie.
Dari bidang ekonomi, Sri Adiningsih menemukan kesamaan pandangan terhadap Indonesia Maju 2045 yaitu mencapai tujuan yang tercantum di Undang Undang 1945 yaitu menjadi negara adil, sejahtera dan maju.
“Secara umum sebenarnya, kita membaik,” ungkap Sri dari segi ekonomi.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K), Ph.D. memberikan respons positif dan mengungkapkan bahwa forum ini merupakan sebuah kolaborasi yang baik antara dunia akademis perguruan tinggi dengan DPR RI dengan membuka pikiran bagaimana calon calon pemimpin di masa depan.
Penulis: Khansa