Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Budi Hartono, ST, MPM, Ph.D., ASEAN.Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Teknik Industri pada Fakultas Teknik UGM, Selasa (4/10) di Balai Senat, Gedung Pusat, Kampus UGM. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Perspektif Sistem dalam Pengelolaan Proyek, Budi Hartono mengatakan dalam pengelolaan proyek, tim manajemen puncak organisasi perlu menyadari dan mengantisipasi adanya dinamika dan potensi konflik pada tim yang disebabkan oleh komposisi anggota tim proyek. Sebab, keberagaman anggota dari sebuah tim diyakini memiliki pengaruh terhadap kinerja proyek.
Ia menyebutkan dari hasil risetnya yang melibatkan 102 tim proyek dari 68 perusahaan rintisan (startup) di tujuh kota besar di Indonesia ditemukan bahwa tingkat keberagaman kerja memiliki korelasi positif terhadap konflik profesional. “Dengan kata lain makin bervariasi anggota sebuah tim proyek pada perusahaan dari sisi keilmuan, profesi dan pengalaman kerja maka makin tinggi benturan cara pandang profesional dalam menanggapi suatu permasalahan di perusahaan,” kata Budi.
Menurutnya sebagian besar tim proyek perusahaan rintisan di Indonesia didominasi oleh anggota tim yang baru lulus kuliah sehingga minim pengalaman yang didapat di luar bangku kuliah. “Kurangnya pengalaman unik di luar kuliah dapat menjadi penghalang bagi anggota tim untuk menyumbang pengayaan sudut pandang dan metodologi saat pelaksanaan tugas,” ujarnya.
Disamping itu, sebagian besar anak muda di perusahaan rintisan diketahui belum memiliki jejaring yang cukup yang seharusnya bisa memberikan masukan dan solusi permasalahan secara multiperspektif.
Dari sudut pandang manajemen puncak, kata Budi, kompetensi kepemimpinan dari manajer proyek sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sebuah proyek sehingga perlu pemilihan manajer proyek dengan berbasis profil kompetensi, kepemimpinan yang cocok serta perlunya fasilitasi pengembangan sistem karier di proyek dengan berbasis kompetensi untuk meminimalkan fenomena project managers by accident.
Tidak hanya sampai di situ, dalam berbagai kasus megaproyek di Indonesia, kata Budi, manajer proyek juga dihadapkan pada tiga aspek kompleksitas proyek secara sekaligus yakni kompleksitas struktural, kompleksitas ketidakpastian dan kompleksitas sosial dan politik. Untuk itu, manajer proyek perlu mengembangkan kemampuan dan keterampilan agar dapat mengenali dan mengidentifikasi aspek kompleksitas yang dominan pada setiap tahapan proyek. “Yang perlu dilakukan adalah dengan cara melaksanakan ketiga strategi manajemen kompleksitas, atau menggeser satu strategi ke strategi yang lain serta bisa menggabungkan dua atau tiga strategi sekaligus yang disesuaikan dengan dinamika proyek,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Fahmi