Sebanyak 60 mahasiswa Universitas Gadjah Mada menerima beasiswa dari PT Freeport Indonesia. Lima puluh mahasiswa menerima beasiswa untuk satu semester sebesar lima juta rupiah, sementara 10 mahasiswa berprestasi asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus.
Pemberian beasiswa ini menjadi salah satu wujud kerja sama penyediaan dana pendidikan dan penelitian dari PT Freeport Indonesia ke UGM yang termuat dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani Selasa (4/10) bersamaan dengan acara Orasi Ilmiah Menteri Investasi/Kepala BKPM di Grha Sabha Pramana UGM.
“Saya selaku pimpinan Universitas Gadjah Mada sangat berbahagia dan menyambut baik ruang dan momen berharga jalinan kerja sama antara UGM dengan PT Freeport ini. Semoga implementasi kerja sama ini berjalan lancar dan akan memberi dampak lebih baik bagi masa depan pendidikan secara lebih luas, khususnya untuk pemenuhan dan penguatan kualitas Tridarma serta karya UGM ke depan,” kata Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
Selain dana pendidikan, PT Freeport Indonesia juga memberikan dana penelitian dalam kerangka program Sahabat UGM senilai Rp1.500.000.000. Menurut Rektor, penandatanganan MoU antara UGM dengan PT Freeport Indonesia menjadi bentuk upaya mempromosikan kerja sama penerapan Tridarma Perguruan Tinggi berdasarkan prinsip atau penghormatan terhadap independensi satu sama lain dan kemanfaatan kedua belah pihak.
Dalam lanskap peluang dan tantangan ke depan, konektivitas dan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan penting untuk digiatkan. Kerja sama saling menguntungkan ini, menurut Rektor, bisa memberi peluang besar bagi ketersediaan dana-dana riset, pengabdian, dan kerja-kerja produktif lain di kampus.
“Upaya pengembangan produktivitas kerja dan karya kampus tentu saja membutuhkan dukungan kuat, tak terkecuali dalam sektor pendanaan. Di sisi lain, aspek kerja sama antara kampus dengan sektor industri tentu saja akan banyak memberikan kesempatan dan peluang lahirnya keragaman serta kekayaan ide gagasan inovasi baru, yang sangat dibutuhkan baik oleh kampus maupun pihak industri itu sendiri,” paparnya.
Pada kesempatan ini, Chairman of the Board yang juga CEO Freeport-McMoran, Richard Adkerson, memberikan pemaparan terkait sejarah Freeport dan relasi yang terjalin dengan pemerintah Indonesia. Melalui berbagai aktivitas dan inisiasi kerja sama, menurutnya Freeport berupaya memberi kontribusi bagi Indonesia, termasuk dalam bidang pendidikan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada beliau (Menteri Investasi), kepada Presiden Indonesia beserta menteri-menteri lainnya yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk membangun kemitraan yang positif yang menguntungkan banyak pemangku kepentingan termasuk perguruan tinggi ini,” katanya.
Sementara itu, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, memberikan orasi berjudul Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal. Ia memaparkan bahwa kondisi global saat ini bisa dikatakan sangat suram. Di tahun 2020 hampir seluruh negara memiliki pertumbuhan ekonomi negatif. Ketika negara-negara masih fokus pada upaya pemulihan pascapandemi, terjadi krisis keamanan di Eropa yang berdampak pada krisis pangan dan krisis energi. Kondisi-kondisi ini membuat pertumbuhan ekonomi global melambat dan mengakibatkan peningkatan inflasi di banyak negara.
Melihat kondisi saat ini dan tantangan-tantangan ke depan, menurut Bahlil mahasiswa perlu memiliki tidak hanya pengetahuan yang mumpuni dan prestasi yang gemilang, tetapi juga pengalaman berorganisasi yang bisa membentuk mereka sebagai pemimpin masa depan.
“Masa depan bangsa ada pada kalian yang ada di depan saya. Kalau saya yang dari kampung bisa bersanding dengan salah satu konglomerat terbaik di dunia, apalagi kalian yang kuliah di Jogja, pasti kalian akan lebih baik dari generasi kami,” ungkapnya.