Alexander Randy Angianto merupakan salah satu dari 1.516 lulusan yang diwisuda hari ini, Rabu (19/5), di Grha Sabha Pramana UGM.Pria asal Kota Balikpapan ini berhasil lulus dengan predikat cum laude.Wisudawan asal Fakultas Kedokteran ini menjadi lulusan sarjana termuda UGM yang diwisuda kali ini. Di usianya yang baru beranjak 19 tahun, tepatnya 19 tahun 3 bulan 19 hari, ia telah menyandang gelar Sarjana Kedokteran(S.Ked.).
Sepintas melihatnya, ia tidak tampak layaknya anak yang masih berusia remaja. Alex, demikian ia biasa disapa, yang memiliki tinggi badan 187 cm, berkulit putih, dan berkacamata ini tidak menyangka kalau dirinya termasuk lulusan termuda saat wartawan menyambanginya di poliklinik RSUP Dr. Sardjito, tempat dirinya saat ini menempuh pendidikan ko-asistensi.
Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Erwin Angianto (50) dan Anastasia Yulianti (46) ini bercerita jika dulu dirinya sudah masuk SD saat berumur lima tahun. Pendidikan di SD Yayasan Bina Bhakti Siswa (YBBS) di Balikpapan ditamatkannya dalam waktu enam tahun. Yang sedikit berbeda justru di bangku SMP dan SMA. Saat itu, ia mengikuti program akselerasi sehingga berhasil lulus satu tahun lebih cepat dari biasa.
Alex mengaku sejak kecil tidak mendapat perlakukan khusus dari orang tuanya. Bahkan, ia mengaku termasuk orang yang tidak begitu memaksakan diri untuk belajar. Alex lebih suka menghabiskan kesempatan bermain dengan anak seusianya. Ia bahkan tidak suka mengasingkan diri untuk dapat belajar. Alex lebih suka belajar saat mendengarkan gurunya mengajar. Oleh karena itu, ia lebih fokus saat jam-jam pelajaran. “Saya akan lebih mudah menerima pelajaran saat saya banyak mendengarkan,” kata pria kelahiran 30 Januari 1991 ini.
Setelah lulus dari SMAN 1 Balikpapan pada tahun 2006, Alex masuk Fakultas Kedokteran (FK) UGM lewat jalur Penelusuran Bakat Skolastik (PBS) UM UGM. Selama 3,5 tahun, ia merampungkan kuliah dengan IPK 3,56. Ketertarikan untuk memilih pendidikan dokter muncul dari dirinya sendiri. Kendati begitu, sejak kecil, ibunya yang kebetulan juga berprofesi sebagai seorang dokter juga menyarankan dirinya agar kelak menjadi dokter. “Sejak kecil sudah diminta jadi dokter. Saat SMA, ya jadi pingin jadi (dokter) sendiri,” kata Alex yang bercita-cita ingin menjadi dokter spesialis bedah ini.
Selama kuliah, ternyata Alex tidak hanya sibuk dengan urusan studi semata. Dirinya juga aktif di organisasi Asosiasi Mahasiswa Kedokteran Asia (Asia Medical Student). Di organisasi ini, Alex sempat menjabat sebagai Direktur AMCEP (Asia Medical Student Exchange Program). Sebagai direktur, ia pun sempat mewakili mahasiswa FK UGM untuk mengikuti pertemuan di Jepang dan Korea pada tahun 2007 dan 2008. (Humas UGM/Gusti Grehenson)