Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama bidang pendidikan dan penelitian serta kegiatan pertukaran akademik dengan Queen’s University Kingston, Kanada. Inisiasi kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), Senin (17/10) di UGM.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Vice-Provost Queen’s University Kingston, Sandra den Otter, Ph.D, dan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius Susatyo Wijoyo, M.M.
“Tujuan pertemuan ini adalah memformulasikan kolaborasi melalui MoU serta mendiskusikan potensi kerja sama di bidang riset dan publikasi terutama di bidang kesehatan, ilmu komputer, biologi, fisika, dan ekonomi,” ungkap Susatyo.
Ia mengungkapkan, nota kesepahaman ini menjadi bentuk formulasi kolaborasi antara kedua institusi. Namun demikian, kerja sama di antara para civitas telah terjalin sebelumnya, misalnya dalam bentuk karya publikasi serta aktivitas riset bersama.
Ruang lingkup MoU ini mencakup sejumlah kegiatan, di antaranya pertukaran mahasiswa, dosen, dan peneliti; pelaksanaan kolaborasi penelitian; pelaksanaan kuliah bersama, konferensi, seminar, dan simposium; serta pertukaran informasi dan materi akademik.
Untuk menginisiasi kegiatan-kegiatan tersebut, nantinya akan dibuat rencana yang lebih rinci dalam perjanjian implementasi terpisah, dengan mengacu pada kerangka ruang lingkup MoU ini,.
“Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa UGM ke Queen’s University, begitu juga sebaliknya,” ucapnya.
“Harapannya akan ada kemungkinan yang lebih besar untuk kolaborasi nyata di waktu mendatang. Tentunya kita akan bekerja lebih keras untuk membuat kolaborasi ini sungguh-sungguh mendatangkan hasil,” kata Susatyo.
Sandra mengungkapkan bahwa Queen’s University dan UGM memiliki komitmen yang sama untuk mendukung agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini menjadikan UGM salah satu mitra strategis.
“Persoalan yang kita hadapi saat ini sangat signifikan, tanpa kolaborasi untuk bersama-sama mendefinisikan strategi kita tidak akan bisa bergerak menuju agenda tersebut,” ucapnya.
Ia mengungkapkan optimisme terhadap potensi kolaborasi di masa mendatang, terutama dalam beberapa topik penelitian yang bisa dikerjakan bersama, serta komitmen untuk menyediakan hal-hal yang diperlukan.
“Kami akan menyiapkan sumber daya yang diperlukan untuk menjadikan kerja sama ini bermakna dan saling memberi manfaat,” imbuhnya.