Selama pandemi, permasalahan penyakit gigi dan mulut di masyarakat semakin meningkat. Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Unilever di delapan negara. Di Indonesia, dalam survei tersebut memperlihatkan kemunculan gigi berlubang baru sebesar 25 persen akibat menurunnya kebiasaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Selanjutnya terjadi penurunan kebiasaan orang tua menyikat gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur sebesar 5 persen. “Bahkan, pada anak persentase jumlah penurunannya dua kali lebih besar yakni 11 persen,” kata professional marketing oral care Unilever Indonesia, drg. Jemima Fadhilah Damayanti, dalam pembukaan kegiatan bakti sosial Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, Rabu (19/10).
Menurut Jemima, kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor kunci untuk bisa hidup sehat dan produktif sebagai modal utama bagi kebangkitan masyarakat Indonesia dari pandemi. “Untuk itu diperlukan intervensi dan kerja sama semua pihak untuk memulihkan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut,” katanya.
Ia menjelaskan Unilever sebagai pemilik brand perawatan kesehatan gigi dan mulut telah hadir lebih dari 75 tahun di Indonesia bahkan ikut mewujudkan program edukasi dan perawatan gigi lewat kerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia dan Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia. Secara rutin setiap tahun juga melakukan edukasi dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara gratis di berbagai daerah. “Kami membawa misi menyebarluaskan pentingnya sikat gigi pada pagi dan malam hari serta berkonsultasi ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali,” paparnya
Dekan FKG UGM, drg. Suryono , S.H., MM., Ph.D., menyambut baik terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui BKGN bekerja sama dengan Unilever Indonesia. Ia menyebutkan kegiatan pengabdian dengan Unilever ini sudah rutin dilaksanakan selama kurang lebih 13 tahun. “Tahun ini kembali dilakukan secara luring, selama pandemi kita laksanakan secara daring,” ujarnya.
Untuk kegiatan bakti sosial kali ini, kata Dekan, pihaknya menyasar para buruh gendong di pasar Beringharjo Yogyakarta untuk meningkatkan pemahaman mereka pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut melalui pemeriksaan gigi secara gratis. Selain itu, pihaknya juga memberikan pelayanan pemeriksaan gigi pada siswa di beberapa sekolah dasar di DIY. “Kita akan memberikan pelayanan kepada buruh gendong di Pasar Beringharjo. Pemberian fasilitas pemeriksaan gratis agar bisa memberi manfaat bagi buruh gendong. Kita juga memberikan pelayanan kepada peserta didik untuk usia sekolah kelas 3 dan 4 SD. Rencananya secara keseluruhan kita akan melakukan perawatan dan pemeriksaan gratis pada 350 pasien,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum, DEA., mengapresiasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh FKG UGM dan Unilever Indonesia dengan memeriksa kesehatan gigi secara gratis pada buruh gendong yang menurutnya merupakan kelompok yang cukup rentan terkena penyakit gigi dan mulut. “Mereka merupakan masyarakat rentan yang sering terkena sakit gigi. Bagi sebagian masyarakat kita, jika sakit gigi cukup diobati atau dioleskan minyak (tawon) atau menempelkan koyo saja,” katanya.
Penulis: Gusti Grehenson