Petenis Legendaris Indonesia, Yayuk Basuki (51 tahun), memeriahkan pembukaan Tenis Kagama Cup ke XV yang diselenggarakan di Lapangan Tenis Outdoor Lembah UGM, Sabtu (7/11). Kehadiran Yayuk Basuki tidak hanya memberi semangat pada ratusan peserta yang terdiri dari para alumni yang berasal dari berbagai daerah. Bahkan, Yayuk Basuki juga ikut ambil bagian pada pertandingan ekshibisi berpasangan dengan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogykarta, Prof Phil Al Makin. Sedangkan lawan mainnya adalah Mantan Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, dan Guru Besar Pertanian UGM, Kuncoro Harto Widodo.
Meski lawan tandingnya adalah pasangan pria, tidak membuat Yayuk gentar. Justru pukulan forehand begitu keras dilancarkan oleh Yayuk yang mampu menyulitkan lawannya. Yayuk pun tetap bermain profesional. Meski dibilang sudah tidak muda lagi, mantan pemain tenis Indonesia yang pernah masuk peringkat 19 dunia ini tidak segan-segan melakukan servis keras dan kencang bahkan minim melakukan kesalahan. Nampak sekali kemampuan dan tenaga Yayuk bermain tenis tetap prima. Meski saat ini Yayuk mengaku ia baru selesai menjalani operasi dari cedera lutut.
“Saya terus terang saja, terakhir (main) sebulan lalu. Sudah jarang, biasanya seminggu sekali. Mungkin pikirnya masih muda. Sekarang agak kambuh pinggang sama lutut. Tapi ini sudah jauh membaik. Sudah operasi juga,” kata Yayuk kepada wartawan.
Yayuk mengaku sekarang ini dirinya lebih banyak aktif di KONI pusat sehingga sering berkoordinasi dengan KONI daerah. Salah satu yang menjadi perhatian Yayuk adalah minimnya atlet tenis yang berasal dari Yogyakarta. “Saya kan orang Jogja. Atlet kita (Jogja) diambil daerah lain. Di PON kemarin tidak ada anak Jogja. Saya ingin memotivasi mereka lagi, kolaborasi apa yang bisa kita berikan semoga atlet kita ke depan tidak lari ke daerah lain,” paparnya.
Menjawab pertanyaan wartawan atas kesannya diundang oleh Kagama untuk memeriahkan pertandingan tenis lapangan antar alumni ini, Yayuk Basuki menyambut baik dan mendorong kegiatan semacam ini terus dilanjutkan. “Saya melihat kegiatan ini sangat sukses, guyub. Justru yang kita utamakan guyub, silaturahmi dan persatuan. Pesertanya ada dari Kalimantan, dari Papua. Saya lihat Kagama Cup ini cukup sukses, agar terus dipertahankan,” harapnya.
Pada pertandingan ekshibisi yang diikuti yayuk Basuki hanya dimainkan satu set pertandingan saja dengan lima games yang akhirnya dimenangkan oleh tim pasangan Yayuk Basuki. Usai bertanding, Yayuk pun diajak berselfie ria dari para peserta yang mengikuti turnamen tahunan dalam rangka memeriahkan Dies UGM ini. Turnamen kali ini diikuti ratusan peserta diantaranya, Wakil Menteri Hukum dan Ham RI, Prof Eddy O.S Hiariej, dan Mantan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek RI, Dr. Wikan Sakarinto.
Ketua Panitia Tenis Kagama Cup XV, Wikan Sakarinto, menyebutkan sebanyak 110 peserta yang terdiri dari alumni dari berbagai daerah mengikuti kejuaraan tahun ini. “Ada 110 peserta dari berbagai daerah. Hampir seluruhnya alumni yang suka tenis dan jago tenis datang, kecuali yang cedera dan berhalangan. Pertandingan olahraga ini bagian dari upaya memupuk persatuan antar alumni,” katanya.
Wikan menyebutkan ada tiga nomor yang dipertandingkan dalam turnamen kali ini yang dibagi berdasarkan akumulasi dari umur tiap pasangan ganda putra yakni kategori ganda putra umur 85 tahun, ganda putra minimum 60 tahun, dan ganda putra minimum usia 55 tahun.
Hery Dosinaen, umur 55 tahun, merupakan salah satu peserta yang rutin mengikuti turnamen tenis lapangan antar alumni UGM ini. Alumni Fisipol ini mengaku sudah empat kali juara berturut-turut selama mengikuti turnamen. Ia sendiri mengikuti ketegori ganda pria akumulasi umur 85 tahun. Menurut Komisaris Bank Papua ini, turnamen olahraga tenis antar alumni UGM ini sebagai wadah untuk menyatukan alumni dari berbagai daerah. “Saya kira ini bagian dari silaturahmi kekeluargaan. Kita bangga sebagai alumni kampus biru yang ditugaskan di daerah dan kini diminta berkumpul untuk bertemu satu sama lain. Lewat tenis ini tentunya semuanya bisa mengumpulkan kita dalam event olahraga,” pungkasnya.
Penulis: Gusti Grehenson