Alan Saputra, 16 tahun, duduk di kursi paling belakang di aula Kelurahan Sriharjo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Siswa SMAN 1 Imogiri ini diundang oleh perangkat Desa Sriharjo untuk hadir dalam kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan Dharma Wanita Persatuan (DWP) UGM, Rabu (16/11). Alan merupakan salah satu dari perwakilan siswa SMA di desanya yang mendapat bantuan biaya pendidikan dari DWP UGM.
Alan mengaku senang mendapat bantuan biaya pendidikan dari DWP UGM. Meski awalnya tidak mengetahui jumlah bantuan yang diberikan. Bantuan tersebut menurutnya akan ia gunakan untuk kelancaran sekolah dan belajarnya.
Alan bercerita ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya sudah lama meninggal sejak ia masih kecil. Praktis tulang punggung keluarganya hanya bergantung dari penghasilan ibunya sebagai buruh pasar. “Bapak sudah meninggal sejak saya kecil,” kenangnya.
Tidak hanya Alan, ada sepuluh anak SMA di Desa Sriharjo mendapat bantuan pendidikan sebesar Rp400 ribu. Selanjutnya ada 17 siswa SMP dan 15 siswa SD yang masing-masing mendapat bantuan pendidikan sebesar Rp300 ribu.
Tidak hanya bantuan pendidikan, kegiatan bakti sosial yang digelar oleh DWP UGM kali ini juga menyerahkan 240 paket sembako kepada keluarga miskin dari 8 desa se-kecamatan Imogiri. Selain itu, juga diberikan 100 paket bantuan bingkisan kepada kelompok lansia Desa Sriharjo.
Ketua Dharma Wanita Persatuan UGM, Indun Dewi Puspita Arif Setiawan, mengatakan kegiatan pengabdian ini dalam rangka memperingati Dies UGM ke-73 dengan menyerahkan bantuan kepada keluarga miskin bekerja sama dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dan Gama Medical Center (GMC) UGM. “Semoga bantuan ini bisa bermanfaat sebagai bentuk wujud kita untuk berbagi sesama,”katanya.
Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun, mengatakan Kelurahan Sriharjo, Imogiri, termasuk dalam daftar 14 kapanewon di DIY yang masih memiliki predikat desa miskin sehingga perlu mendapat berbagai program pengentasan kemiskinan.
Hal senada juga disampaikan Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra, Pemkab Bantul, Didik Warsito, yang menyebutkan persentase jumlah penduduk miskin di Bantul saat ini mencapai 14,02 persen dengan total jumlah penduduk yang mencapai hampir satu juta jiwa. “Bantuan yang diberikan saya kira sangat bermanfaat apalagi ada ratusan paket bantuan pendidikan. Kita sekarang ini tengah membentuk jaring pengaman pendidikan untuk membantu siswa yang tertahan ijazahnya karena belum melunaskan pembayaran sekolah,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson