• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Memahami Gerakan Mahasiswa Kekinian

Memahami Gerakan Mahasiswa Kekinian

  • 21 November 2022, 16:09 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 1808
Memahami Gerakan Mahasiswa Kekinian

Gerakan mahasiswa selalu muncul setiap zamannya. Gerakan mahasiswa turun ke jalan saat menyaksikan terjadinya ketidakadilan di masyarakat atas kebijakan dan perlakuan sewenang-wenang yang dibuat oleh negara. Sebagai agen perubahan dan calon pemimpin mahasiswa, di tengah era disrupsi dan kebebasan mendapatkan akses informasi, gerakan mahasiswa saat ini dihadapkan pada tantangan untuk mampu menemukan cara baru dalam menyampaikan aspirasi politiknya. Hal itu mengemuka dalam Diskusi Buku Aldera Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 yang berlangsung di ruang Auditorium Mandiri Fisipol UGM, Jumat (18/11), Hadir sebagai pembicara diantaranya Sosiolog UGM, Dr. Arie Sudjito,  Penulis Buku dan mantan aktivis Aldera Teddy Wibisana, dan mantan aktivis 98, Nezar Patria.

Sosiolog UGM, Dr. Arie Sudjito, mengatakan gerakan mahasiswa di era 90-an berbeda dengan kemunculan gerakan mahasiswa di era demokratisasi yang terjadi sekarang ini. Menurutnya, aktivis mahasiswa sekarang ini dihadapkan pada kondisi untuk memikirkan banyak hal dan ragam pilihan dalam menyampaikan ekspresi dan segala aktivitasnya. Sebab, saat ini  liberalisasi politik sudah berjalan dengan baik, kebebasan pers, desentralisasi, dan demiliterisasi.

Berbeda di era orde baru, kata Arie, gerakan mahasiswa muncul karena proses demokrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya dan tindakan represif negara cukup keras terhadap gerakan mahasiswa di kala itu. “Karenannya saat ini gerakan sosial mahasiswa tidak lagi identik memobilisasi massa secara fisik. Sekarang tersedia instrumen untuk mendistribusi informasi. Setiap sejarah punya cara sendiri,” katanya.

Tidak banyaknya aksi mahasiswa turun ke jalan, menurut Arie, bukan berarti para aktivis mahasiswa tidak sedang tidak berpolitik atau apolitis, namun mereka punya cara pandang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan ruang lintas generasi agar mahasiswa tidak mengalami gap soal sejarah gerakan mahasiswa  di masa lalu. “Jangan sampai ada patahan membaca sejarah. Jangan sampai seorang aktivis menyampaikan mengatakan enak (kebebasan dan kesejahteraan) zaman orde baru. Padahal, banyak orang diculik dan diangkut. Upaya tindakan represif dari berbagai aspek terjadi, upaya penjinakan aktivis mahasiswa lewat Senat mahasiswa  dan kebijakan NKK-BKK. Bagaimana dulu mahasiswa tidak berani (berorganisasi) di kampus, banyak keluar. Yang dipakai hanya cara bersiasat,” jelasnya.

Sementara Nezar Patria menilai berjalannya proses demokratisasi di Indonesia dari buah reformasi menjadikan partai politik sekarang ini terlihat lebih dominan. Bahkan, keberadaannya lebih kuat dibandingkan dengan peran lembaga non pemerintah (NGO) seperti di era tahun 90-an. “Kita bisa hitung sendiri, hanya NGO yang bergerak dalam gerakan HAM saja yang nampak sekarang ini, YLBHI dan Kontras. Dulu banyak sekali. Sekarang NGO banyak bergerak ke isu lingkungan,” katanya.

Teddy Wibisana berpesan seorang aktivis mahasiswa tidak boleh gentar dalam menyampaikan aspirasi dan pandangannya di sosial media sepanjang pandangannya ia anggap benar. Bahkan, jangan sampai takut menyampaikan pandangan atau kritik yang berisiko berhadapan dengan hukum.  “Selalu yakin dengan apa yang diperjuangkan. Jika merasa benar, semua tidak akan menjadi masalah. Kegalakan di sosial media memang sering berisiko berhadapan di depan hukum. Jangan sampai langsung membuat kita kendor,” jelasnya.

Anggota BPK RI, Pius Lustrilanang, dalam sambutannya sebagai mantan aktivis 98 menyampaikan apresiasinya bahwa gerakan mahasiswa di dalam kampus saat ini tetap gigih membela dan memperjuangkan aspirasi rakyat. “Saya bersyukur masih ada BEM yang turun menolak Omnibus Law dan kenaikan harga BBM, kalian turun saat rakyat memanggil. Situasi saat ini berbeda, memahami politik sekarang ini sesuai pemahaman dan kreativitas kalian,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Berita Terkait

  • BEST, Tas Ramah Lingkungan Karya Mahasiswa UGM

    Thursday,08 June 2017 - 11:01
  • Upaya Mempersatukan Gerakan Tanggap Bencana

    Tuesday,16 October 2018 - 8:39
  • Gerakan Mahasiswa Saatnya Berdayakan Masyarakat Desa

    Friday,09 December 2011 - 10:54
  • UGM Gelar Deklarasi Gerakan Memanen Air Hujan

    Wednesday,28 November 2018 - 11:47
  • Mahasiswa UGM Meneliti Memori Kolektif Peristiwa Pemaksaan Agama oleh DI/TII

    Friday,02 February 2018 - 16:18

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual