• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • PSBA UGM Ingatkan Dampak Potensi Gempa Susulan di Cianjur

PSBA UGM Ingatkan Dampak Potensi Gempa Susulan di Cianjur

  • 22 November 2022, 12:51 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 1222
PSBA UGM Ingatkan Dampak Potensi Gempa Susulan di Cianjur
Bencana kembali melanda bangsa Indonesia. Kali ini gempa dengan magnitudo 5,6 mengguncang kabupaten Cianjur Jawa Barat pada Senin kemarin. Hingga Hari ini, Selasa (22/11), berdasarkan laporan pemutakhiran data dari Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 103 orang warga meninggal dunia, 377 luka-luka dan 7.060 warga mengungsi ke posko terdekat serta 3.167 unit rumah mengalami kerusakan.

Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, Dr. Muhammad Anggri Setiawan, mengatakan dalam tahap kondisi tanggap darurat sekarang ini, posisi BPBD akan sangat diperlukan dalam menangani korban dan pengungsi. “Sedianya BPBD melakukan kaji cepat ke seluruh wilayah terdampak untuk pemetaan kebutuhan pengungsi secara menyeluruh,” kata Anggri.

Menurutnya, fokus sementara untuk tanggap darurat sebaiknya untuk penanganan korban bencana hingga mendapatkan tempat yang aman baik di tenda darurat ataupun lokasi penampungan perlu diperhatikan terkait pemenuhan kebutuhan dasarnya. “Setiap bencana dan dampak yang ditimbulkan memerlukan waktu penanganan yang berbeda umumnya mengacu kepada penyediaan bahan logistik tanggap darurat dan melihat perkembangan situasinya,” jelasnya.

Kejadian bencana gempa menurutnya peran Satuan Kerja Penanggulangan Kedaruratan Bencana (SKPDB) di tingkat kabupaten sangat penting karena langsung siap mengkoordinasi tahapan siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi pemulihan segala bentuk bencana.

Menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya mitigasi bencana atau alat deteksi gempa yang dilakukan pemerintah dan peneliti selama ini, Anggri menjelaskan usaha untuk memprediksi gempa sudah dilakukan para peneliti di Indonesia yakni salah satunya yang paling intens adalah potensi gempa di Sesar Lembang dan Sesar Sumatra. “Hal ini bisa dilakukan dengan menghitung seberapa cepat pergerakan bidang patahan atau sesar dengan acuan bahwa gempa merupakan siklus karena jika pernah terjadi saat ini, pasti pernah terjadi di masa lalu dan akan terjadi di masa depan,” katanya.

Untuk itu, hal awal yg perlu dilakukan adalah melakukan pemetaan guna  mengidentifikasi secara spasial dimana saja keberadaan sesar pada suatu daerah. “Jika sudah teridentifikasi, masing-masing sesar perlu diestimasi rata-rata kecepatan pergerakannya. Dengan data inilah, kita bisa tahu mana sesar yang masih aktif dan tidak serta mana yang paling berpotensi untuk gempa di masa depan,” tegasnya.

Meski begitu, metode ini menurutnya tidak sepenuhnya akurat karena memang aktivitas alam sangat dinamis, tapi dengan tersedianya data dasar maka dapat dijadikan acuan terbaik utk skenario mitigasi di masa depan.

Namun, yang tidak kalah lebih penting menurut Anggri adalah setiap kejadian gempa besar selalu diikuti dengan gempa-gempa susulan dengan skala yang relatif lebih kecil. “Walaupun lebih kecil, tetap harus waspada,” pesannya.

Untuk warga yang tinggal di daerah pegunungan oleh gunung dengan lereng curam, ada kemungkinan jika gempa susulan dapat memicu tanah di sekitarnya semakin tidak stabil apalagi dengan ditambah hujan lebat menimbulkan risiko terjadinya longsor. “Saya kira perlu dilakukan evakuasi warga untuk daerah-daerah yang berdekatan dengan tebing tinggi,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Foto      : AFP

Berita Terkait

  • UGM Terima Donasi Masjid Kampus dan RZIS Untuk Bencana Gempa Cianjur

    Tuesday,06 December 2022 - 14:50
  • Gempa Susulan di Sumbar Diperkirakan Lebih dari Satu Bulan

    Friday,02 October 2009 - 11:05
  • Pakar UGM: Rentetan Gempa Baru-baru Ini Tak Saling Berkaitan

    Wednesday,07 December 2022 - 13:59
  • Gempa Pidie Aceh Dampak Pergeseran Sesar Aktif

    Wednesday,07 December 2016 - 15:45
  • PSBA UGM Gelar Peringatan 15 Tahun Gempa DIY-Jateng

    Thursday,27 May 2021 - 20:19

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual