Sebanyak 130 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengikuti pameran UMKM Days yang bertajuk UMKM Hebat, Indonesia Hebat yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Yayasan Kagama Bhakti Nusantara (YKBN) dan Bank Indonesia (BI) di Grha Sabha Pramana UGM pada 15-17 Desember mendatang. Yuyun Yunastuti Daud, SE., MA., selaku pengurus YKBN mengatakan kegiatan pameran UMKM ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan kegiatan Dies Natalis ke-73 UGM sekaligus mempromosikan produk UMKM yang sudah berorientasi ekspor. “Ada 130 lebih UMKM yang ikut, namun ada 80 stan yang bisa ikut pameran. Semoga UMKM DIY mekain kuat,” kata Yuyun pada pembukaan pameran, Kamis (15/12).
Yuyun mengatakan UMKM ke depan semakin lebih baik dan makin berkembang meski dalam dua tahun terakhir terkena dampak pandemi Covid-19. “Sebelum ini UMKM menghadapi cobaan menghadapi krisis pangan dan krisis global. Kita harapkan tahun depan semakin baik,” katanya
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM, Dr. dr. Lina Choridah, Sp. Rad (K)., mengatakan salah satu produk UMKM yang dipamerkan diantaranya produk kosmetik. Menurutnya, produk kosmetik saat ini tumbuh cukup pesat, namun konsumen harus pintar dalam memilih produk kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit serta memenuhi standar kesehatan. “Kita harus pintar memilah dan memilih kosmetik yang bisa digunakan sehari-hari dan kosmetik yang formal. Selain itu, perlu mengenal fungsi dan jenis kosmetik serta teknik bermake up sesuai dengan warna kulit, memenuhi syarat kesehatan dan tidak menimbulkan efek samping,’” katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Budiharto Setiawan, menyambut baik terlaksananya kegiatan pameran produk UMKM yang dilaksanakan oleh Universitas Gadjah Mada ini. Menurutnya, keberadaan UMKM saat ini sangat berperan besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menyebutkan UMKM mampu memberikan kontribusi sebesar 60 persen bagi perekonomian nasional bahkan menjadi penyelamat ekonomi saat diterpa krisis. “Kita patut berbangga bahwa UMKM jadi penyelamat ekonomi di saat krisis dan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional hingga 60 persen sehingga kegiatan semacam ini sangat penting bagi BI untuk mendukung ekonomi nasional,” ujarnya.
Budiharto menyampaikan Bank Indonesia tidak hanya bertanggung jawab dalam mengendalikan inflasi dengan menjaga acuan suku bunga. Namun, juga berkepentingan pada pengembangan ekonomi di daerah. “Kita ingin mendorong UMKM bisa naik kelas dengan produk berorientasi ekspor mendorong kegiatan yang mampu mendatangkan devisa. Dengan kegiatan ekspor maka memperkuat cadangan devisa dan memperkuat kestabilan nilai rupiah,” jelasnya.
Penulis : Gusti Grehenson