Akademisi UGM dari berbagai bidang ilmu mengupas proyeksi kondisi ekonomi, politik, geopolitik, pangan dan kesehatan yang akan terjadi di tahun 2023 dalam acara gelar wicara atau Talkshow Outlook 2023 yang diselenggarakan di Hotel University Club, Kamis (15/12).
Kegiatan ini mempertemukan akademisi UGM dan praktisi pembangunan, bisnis, serta lembaga sosial kemasyarakatan, dan menjadi wadah bagi akademisi di UGM untuk mendiseminasikan maupun menghilirkan hasil-hasil kajian strategisnya kepada masyarakat luas.
“Untuk mengantisipasi kecenderungan yang akan terjadi di tahun 2023 tersebut, perlu dianalisis apa dampak dari perubahan dan dinamika global maupun nasional bagi masyarakat, apa tantangannya, dan peluang apa yang dapat diraih. Hal tersebut perlu dipetakan dengan cermat agar masing-masing pemangku kepentingan dapat merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat,” terang Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius Susatyo Wijoyo, M.M.
Ia menyampaikan bahwa UGM bertekad untuk mendedikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan yang dikembangkan untuk kepentingan bangsa, kemanusiaan, dan peradaban. Untuk mewujudkan tekad tersebut maka UGM mencanangkan Visi Penelitian yaitu terciptanya penelitian yang berkualitas dengan standar internasional yang mampu mengatasi permasalahan serta meningkatkan kemandirian bangsa dan negara.
Untuk mencapai visi tersebut, UGM telah merumuskan misi penelitiannya yaitu dengan membangun dan mengembangkan budaya penelitian, menyediakan fasilitas penelitian, dan pengelolaan penelitian yang profesional untuk menghasilkan penelitian unggulan bagi pengembangan IPTEK dan kesejahteraan manusia serta kelestarian lingkungan yang bermanfaat untuk membantu penyelesaian masalah masyarakat, bangsa, dan negara.
“Sejalan dengan visi dan misi UGM maka kegiatan penelitian yang dijalankan oleh civitas akademik UGM harus dapat menjawab kebutuhan nyata di masyarakat dan memperhatikan perkembangan terbaru serta perubahan cepat di lingkup global dan nasional,” tegasnya.
Talkshow ini menghadirkan pakar UGM dari berbagai bidang, yaitu M. Edhie Purnawan, M.A., Ph.D yang menyampaikan outlook di bidang ekonomi, Wawan Mas’udi, S.IP., M.A., Ph.D. untuk bidang politik, Ahmad Munjid, M.A., Ph.D. untuk bidang geopolitik, Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati untuk bidang kesehatan, dan Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum M.Sc. untuk bidang pangan.
Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Dr. A.A.G.N. Ari Dwipayana, juga hadir dalam acara ini untuk menyampaikan pidato kunci. Menurutnya, konsensus bersama dan kolaborasi menjadi kunci untuk menghadapi tantangan di tahun 2023.
“Tahun 2023 akan tergantung pada kemampuan kita meyakinkan berbagai negara untuk duduk bersama dan berdialog, menghentikan konflik terbuka, dan membangun konsensus. Tanpa itu saya kira agak sulit kita bisa melangkah lebih terang ke depan,” terangnya.
Globalisasi, terangnya, membuat ketergantungan antarnegara begitu tinggi sehingga guncangan yang terjadi di suatu tempat akan dengan mudah memengaruhi negara-negara lainnya, dan gangguan di satu sektor akan berdampak pada sektor lain. Karenanya, menjadi penting bagi Indonesia untuk senantiasa membaca faktor-faktor eksternal, dan mendorong kolaborasi dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi.
“Cara kerja kita harus multilateral, tidak bisa hanya dengan satu atau dua negara saja,” imbuh Ari.
Selain akademisi UGM, gelar wicara ini juga dihadiri tamu undangan dari pemerintah nasional dan daerah, asosiasi bisnis, mitra-mitra industri dan pelaku ekonomi di tingkat nasional dan lokal, serta lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, sebagai bentuk sinergi yang kuat dan berkesinambungan dari berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Hasil dari kegiatan ini akan dituangkan dalam bentuk policy brief yang dapat menjadi masukan dan rujukan bagi para pemangku kepentingan.