Selama bertahun-tahun, Nitilaku telah dikenal sebagai salah satu acara wajib dalam rangkaian peringatan Dies Natalis UGM. Di tahun 2022, Nitilaku hadir dengan konsep yang berbeda meski tetap mengusung nilai-nilai sejarah yang menjadi bagian dari perkembangan UGM sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi.
Jika biasanya Nitilaku identik dengan pawai budaya, pada tahun ini Nitilaku diisi dengan rangkaian acara seperti panggung kesenian, street performance, dan Pasar Kangen sebagai wadah silaturahmi dan nostalgia para alumni dan civitas UGM serta warga Yogyakarta.
“Nitilaku yang dikemas pada tahun ini agak sedikit berbeda tapi intinya adalah untuk mengenang kembali perjuangan UGM mencerdaskan kehidupan bangsa. Ada hal yang ingin ditonjolkan yaitu kebersamaan, gotong royong, dan inklusivitas dari UGM untuk semesta,” ucap Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., Minggu (18/12).
Ova menyebut ada kebanggaan tersendiri ketika melihat kerekatan para alumni yang lekat dengan berbagai kreativitas dan inspirasinya. Semangat dari para alumnilah yang diharapkan hadir dalam momen peringatan Dies Natalis UGM, termasuk dalam acara Nitilaku.
“Tanpa alumni tentunya UGM tidak ada apa-apanya. Terima kasih atas keterlibatan juga peran serta semua pihak dalam Nitilaku. Semoga kegiatan yang sarat makna sejarah dan budaya ini mampu memberi manfaat dan memperkuat kontribusi kita bagi universitas dan juga kehidupan sosial masyarakat,” ungkapnya.
Nitilaku 2022 mengambil tema Merti Bumi Ambangun Nagari yang rangkaiannya telah dimulai sejak 3 Desember lalu hingga 20 Desember 2022. Agenda dari rangkaian Nitilaku ini terselenggara di beberapa lokasi yaitu Desa Wirun (Sukoharjo), Hall Fakultas Filsafat, Boulevard UGM, Grha Sabha Pramana, Lapangan Pancasila, dan area Malioboro Yogyakarta.
Pasar Kangen yang berada di Lapangan Pancasila menjadi salah satu daya tarik utama bagi para alumni dan masyarakat umum, karena menghadirkan berbagai makanan dan minuman jadul, dolanan bocah, buku lawasan, serta panggung rakyat dan seni tradisi.
“Mari kita songsong dan kita tradisikan kebersamaan ini menjadi sebuah ruang refleksi untuk mengenang sejarah perjalanan UGM dan juga kontribusi sinergis terhadap perkembangan universitas di kampus Bulaksumur hingga saat ini,” kata Rektor.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), AAGN Ari Dwipayana, menyebut bahwa inisiatif yang diambil dalam penyelenggaraan Nitilaku dengan berbagai unsur menarik di dalamnya adalah sesuatu yang membanggakan sekaligus memberi makna. Nitilaku menurutnya mengingatkan segenap alumni kepada perjalanan Universitas Gadjah Mada dan berbagai inspirasi yang muncul di dalam perjalanan tersebut.
“Hari ini anak-anak UGM dipanggil untuk kembali ke kampus, dari Lhokseumawe sampai Papua, dari Kalimantan Timur sampai NTT. Nitilaku mengingatkan kita pada sebuah perjalanan yang tidak harus diidentikkan dengan perjalanan fisik, tetapi perjalanan spiritual,” kata Ari.