Yogya (KU) – Universitas Gadjah Mada (UGM) dan The Graduate Institute Geneva, Swiss, bekerja sama untuk mendirikan pusat pendidikan pengembangan calon diplomat Indonesia. Menurut rencana, UGM akan dijadikan sebagai kampus untuk pendidikan tersebut. Hal itu mengemuka dalam pertemuan Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dengan Direktur The Graduate Institute Geneva, Swiss, Prof. Philippe Burrin, Selasa (1/6).
Seperti disampaikan Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM, Dr. Ir. Rachmat A. Sriwijaya, kerja sama meliputi pengembangan program, kurikulum, juga pertukaran mahasiswa, staf pengajar, dan peneliti dari dua lembaga. “Dari segi program dan pendanaan, akan dibantu sebagian oleh mereka melalui pemerintah Uni Eropa,” ujar Rachmat.
Untuk memulai kerja sama tersebut, kata Rachmat, dalam waktu dekat Philipe Burrin berencana mengundang dua orang profesor dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Isipol UGM, untuk datang ke Swiss guna membicarakan lebih lanjut hal tersebut. “Dua orang dari UGM ini selama 2 minggu di Swiss untuk membicarakan hal itu dengan kolega di sana,” katanya.
Rachmat menyampaikan, Rektor UGM tertarik dengan kegiatan tersebut. Bahkan, Rektor akan turun menangani langsung. “Perihal tentang ini, Pak Rektor akan membicarakan di tingkat fakultas untuk menunjuk penanggung jawab program ini,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)