Terhitung per Desember 2022, UGM berhasil menghemat energi dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. UGM telah mendukung net zero emission melalui penghematan energi sebesar 20 MWh per bulan yang dihasilkan oleh sistem PLTS dimana energi tersebut setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 22,29 ton CO2 atau dari pengurangan emisi CO2 tersebut setara dengan program penanaman pohon sebanyak 891 pohon.
Capaian ini patut disyukuri seiring gencarnya program pemerintah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan dan sejalan dengan komitmen UGM untuk turut serta dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu penurunan emisi CO2 sebesar 29% pada tahun 2030 dan net zero emission pada tahun 2050.
Ketua tim peneliti dari Smart System Research Group, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, Dr. I Wayan Mustika, ST., M.Eng., menjelaskan pada bulan Oktober 2022 dirinya mendapatkan mandat dari DKAUI untuk mengembangkan perangkat smart meter dan dashboard sistem informasi monitoring energi serta implementasi perangkat pada 14 titik bangunan yang akan dijadikan pilot project smart meter.
Pemasangan smart meter ini merupakan hasil kerja sama Smart System Research Group, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, Direktorat Aset, DSSDI, Tim Asessmen dan Surveyor PLTS UGM.
Implementasi pemasangan 14 perangkat smart meter berhasil dilaksanakan pada bulan November 2022 dengan rincian 8 titik digunakan untuk monitoring konsumsi energi listrik dalam gedung dan 6 titik digunakan untuk monitoring energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS.
“Enam titik smart meter untuk pemantauan energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS diantaranya dipasang pada PLTS gedung IFFLC dan JBIC Fakultas Kehutanan, gedung BA Fisipol, gedung A Fakultas Hukum, gedung R. Soegondo FIB, dan gedung KLMB Fakultas Geografi,” ujar Wayan Mustika di Kampus UGM, Kamis (5/1).
Wayan mengungkapkan 6 titik monitoring PLTS ini sebenarnya merupakan pilot project dari implementasi smart meter untuk PLTS, dimana pada bulan Desember 2022 diperoleh informasi energi listrik hasil dari monitoring PLTS secara realtime sebesar 19.889,73 kWh. Jumlah energi listrik yang dihasilkan pada bulan Desember 2022 tersebut oleh seluruh sistem PLTS yang dipasang di UGM dimungkinkan lebih dari 19.889,73 kWh karena sebagian sistem PLTS belum termonitor secara online.
“Jika diasumsikan investasi instalasi (CAPEX) sistem PLTS diabaikan maka energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS ini bersifat gratis, terbarukan, dan zero carbon emission. Jika energi listrik yang dihasilkan sistem PLTS gratis tentunya akan menghemat besarnya tagihan listrik dari utilitas seperti PLN karena sebagian energi listrik sudah didukung oleh PLTS,” terangnya.
Wayan pun membayangkan perhitungan tarif dari PLN untuk UGM jika tarif itu dikenakan sebesar Rp735 / kWh maka listrik “gratis” yang dihasilkan oleh 6 sistem PLTS yang sudah termonitor oleh smart meter secara online pada bulan Desember 2022 setara dengan penghematan tagihan listrik sebesar Rp735 / kWh x 19.889,73 kWh = Rp14.618.951,55 pada bulan Desember. Padahal, hasil PLTS di UGM pada bulan Desember 2022 dinilainya belum optimal karena kondisi musim penghujan.
“Sehingga jika kita asumsikan rata-rata biaya listrik yang dapat dihemat oleh adanya sistem PLTS pada 6 gedung di UGM adalah 15 juta rupiah per bulan maka tiap tahun akan terjadi penghematan sebesar 180 juta rupiah per tahun,” katanya.
Beberapa titik yang sudah terpasang sistem PLTS di UGM adalah Gedung IFFLC Fakultas Kehutanan, Gedung JBIC Fakultas Kehutanan, Gedung BA Fisipol, Gedung BC Fisipol, Gedung A Fakultas Hukum, R. Soegondo FIB, dan Gedung KLMB Fakultas Geografi. Sementara titik-titik yang sudah terpasang smart meter pada sistem PLTS antara lain Gedung IFFLC Fakultas Kehutanan, Gedung JBIC Fakultas Kehutanan, Gedung BA Fisipol, Gedung A Fakultas Hukum, R. Soegondo FIB, dan Gedung KLMB Fakultas Geografi.
Meski sudah terpasang PLTS di beberapa titik dalam kampus UGM, Wayan menuturkan untuk bisa menghemat konsumsi energi listrik banyak cara dapat dilakukan diantaranya dengan melalui kebijakan dan sosialisasi hemat energi. Bisa juga dengan penerapan manajemen penggunaan energi berbasis target konsumsi maksimum tiap bulan.
Hal ini sudah diterapkan pada sistem monitoring https://smartcampus.ugm.ac.id/building sehingga masing-masing bangunan perlu mendefinisikan target konsumsi bulanan dan sistem akan mengalokasikan target akumulatif harian tidak boleh dilewati. Apabila target akumulatif harian terpenuhi maka sistem akan memberikan peringatan berbentuk visual dan juga notifikasi telegram ke staf Aset.
Wayan menyebut monitoring produksi PLTS bulanan secara online dan evaluasi produksi tiap bulan penting dilakukan untuk merencanakan maintenance. Menurutnya, produksi PLTS yang maksimal akan mengurangi biaya tagihan listrik ke PLN.
“Secara umum, penghematan tagihan listrik UGM akan dapat dicapai apabila dua hal dapat terpenuhi yaitu konsumsi energi listrik dalam bangunan mengalami tren penurunan, dan produksi listrik pada sistem PLTS berada dalam kondisi optimal,” tuturnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Kompas.com