Untuk menjembatani pengembangan dan penerapan IPTEK atau rekacipta yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan orientasi mendukung kebutuhan teknologi dan pengembangan di industri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia meluncurkan program Matching Fund, Kedaireka. Program ini merupakan bentuk nyata dukungan untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.
Program Matching Fund memberikan dukungan dana padanan bagi inovasi dari Perguruan Tinggi (insan dikti) untuk terbentuknya kolaborasi dengan industri (DUDI) melalui platform Kedaireka. Memasuki tahun ketiga penyelenggaraan dalam Program Matching Fund 2023 terdapat dua skema pendanaan yaitu Skema Kemitraan untuk Hilirisasi Inovasi Hasil Riset atau Kepakaran dan Skema Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat atau Efisiensi Tata kelola Pemerintahan.
Dari dua skema tersebut diharapkan akan diperoleh luaran utama berupa purwarupa, hasil penelitian terapan yang telah disetujui oleh mitra, dan luaran pendukung yang berkontribusi untuk pencapaian 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud.
UGM melalui Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi telah mendampingi para inventor dalam program ini sejak tahun 2021 hingga saat ini. Di tahun 2021 tercatat jumlah inovasi yang mendapat dukungan dana Matching Fund sebanyak 20 inovasi dengan hasil luaran lebih dari 200 mahasiswa turut berkontribusi dalam program, 50 mahasiswa kolaboratif, 15 produk siap diadopsi pasar, 5 produk siap lisensi dari hasil kerja sama dengan 20 mitra industri.
Sementara di tahun 2022, UGM berhasil mengajukan 296 proposal dengan menghasilkan 86 proposal (Dikti) lolos didanai dengan total dana lebih dari 64 miliar rupiah. Selain itu, ada 9 proposal (Diksi) yang lolos didanai. Angka ini menjadikan UGM sebagai universitas dengan jumlah proposal dan didanai terbanyak sepanjang tahun 2022.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc., mengatakan sejak tiga tahun terakhir ini pemerintah melalui Kemendikbud Ristek menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau program MBKM. Salah satu dari program MBKM berupa Program Matching Fund sebuah program yang terbuka untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan ditawarkan dan dikelola dengan sistem yang disebut Kedaireka.
“Program Matching Fund atau kedaireka ini fokus untuk mewujudkan hasil kolaborasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi melalui platform kedaireka. Perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri bekerja sama untuk meningkatkan manfaat dan relevansi sekaligus menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat pada umumnya,” ujarnya di GSP UGM, Rabu (11/1) saat memberi sambutan pada acara Kick Off Program Matching Fund Tahun 2023.
Melalui program ini pemerintah mensupport dengan menyediakan dana pendamping bagi pelaksanaan kedaireka atau Matching Fund dan UGM sudah mengikuti program ini sejak pertama kali diperkenalkan yaitu pada tahun 2021 dan tahun 2022 untuk yang kedua.
Pada tahun 2021 ada sebanyak 21 peneliti dari UGM berhasil memenangkan program Matching Fund yang proposalnya kemudian didanai. Jumlah ini meningkat pesat di tahun 2022 dengan sebanyak 95 peneliti yang mendapat dana program ini.
“Dari 95 peneliti ini sebanyak 86 mendapat sumber pendanaan dari Ditjen Dikti dan yang 9 dari Ditjen Vokasi,” katanya.
Di tahun 2023 ini, dirinya tentu sangat berharap akan semakin banyak peneliti yang memanfaatkan pendanaan Program Matching Fund ini untuk akselerasi, hilirisasi inovasinya, sekaligus berharap banyak mitra industri yang terlibat dan berkolaborasi dengan UGM.
Menurut Supriyadi, ada dua kunci utama untuk bisa memenangkan proposal atau usulan agar disetujui. Pertama adalah usulan inovasinya bisa menarik bagi dunia usaha dan industri sehingga mereka siap untuk bekerja sama dan memberikan pendanaan untuk pengembangannya. Kedua usulan kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam proposal mengarah kepada peningkatan capaian indikator kinerja utama universitas yang menyasar pada 8 indikator kinerja utama.
“Kalau dua ini terpenuhi mudah-mudahan berbagai kegiatan proposal yang kita siapkan kemudian mendapatkan partner dari dunia usaha dan dunia industri sebagai jembatan untuk membawa ide-ide, inovasi yang sudah disiapkan ke dalam dunia industri atau dunia usaha, dan yang diharapkan tentunya akan berkembang di masa berikutnya,” imbuhnya.
Kick Off Program Matching Fund Tahun 2023 secara hybrid diselenggarakan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi untuk memberikan informasi lengkap kepada para calon inventor. Dalam kegiatan ini diinformasikan pendaftaran Program Matching Fund 2023 telah dibuka dan akan berakhir pada 31 Januari 2023.
“Kegiatan ini diselenggarakan agar peluang pendanaan Matching Fund 2023 dapat dimanfaatkan dan diakses secara optimal oleh para dosen dan peneliti di lingkungan UGM. Forum memberikan penjelasan terkait program tersebut sekaligus menjadi forum dialog dalam penyusunan strategi hilirisasi inovasi melalui Program Matching Fund 2023,” ucap Sang Kompiang, S.T., MT., Ph.D.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto