dr. Rahmaningsih Mara Sabirin, M.Sc. sukses meraih gelar doktor dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM selepas mengikuti ujian terbuka doktoral pada Kamis (12/1). Ujian terhadap disertasi berjudul Pengaruh Intensitas Latihan Fisik Aerobik terhadap Regulator Biogenesis Mitokondria pada Laki-Laki Dewasa Muda Sehat tersebut dilaksanakan secara luring di hadapan juri dan disiarkan langsung melalui kanal youtube.
Rahmaningsih mengungkapkan bagaimana Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. PTM ini sangat berkaitan erat dengan pola hidup dan perubahan fisik, khususnya yang berkaitan dengan latihan fisik. Adapun dengan latihan fisik yang dimaksud adalah aktivitas berat yang jarang dilakukan oleh orang awam, sehingga penelitian ditujukan pada kelompok atlet. Intensitas latihan yang dilakukan pun harus dilakukan secara berkala untuk menghindari cedera atau kerusakan pada kondisi fisik atlet.
“Dari penelitian ini terungkap bahwa latihan fisik dengan intensitas tinggi lebih signifikan dalam meningkatkan coactivator biogenesis mitokondria, sedangkan latihan fisik intensitas tinggi merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan bagi individu biasa. Sedangkan pada populasi atlet, umumnya sudah memiliki kebugaran yang baik dan memiliki kebiasaan latihan fisik yang cukup,” tutur Rahmaningsih.
Rahmaningsih juga mengungkap alasannya hanya melibatkan kelompok atlet pria dalam penelitian disertasinya. “Pada penelitian lain yang hanya melibatkan perempuan, kemudian mengukur kadar PGC-1α pada fase folikular dan luteal ternyata tampak ada kecenderungan perbedaan. Pada penelitian tersebut, pada fase folikular relatif lebih tinggi daripada luteal. Sehingga, kami mengindikasikan kemungkinan adanya pengaruh dari siklus menstruasi,” ungkap Rahmaningsih. Perbedaan siklus menstruasi perempuan dikhawatirkan akan menyebabkan bias dalam hasil penelitian, karena itulah penelitian hanya dilakukan terhadap kelompok pria.
Aktor besar dalam penelitian Rahmaningsih adalah sel mitokondria sebagai sel pengubah energi dan mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan energi tubuh. “Mitokondria dalam istilah bahasa Inggris disebut power full house atau sebuah pabrik. Pabrik ini berperan untuk mengubah suatu sumber makanan menjadi energi. Akan sangat sia-sia ketika kita makan yang banyak tapi sumber energinya banyak, tapi pabriknya tidak ada atau tidak cukup, sehingga menyebabkan penumpukan. Selanjutnya, terjadilah obesitas karena penumpukan lemak,” terang Rahmaningsih.
Disertasi Rahmaningsih secara tidak langsung merupakan bentuk kritik terhadap pola hidup individu yang sering kali mengabaikan latihan fisik. Padahal, jenis-jenis PTM seperti diabetes melitus, kolesterol, penuaan, dan lain-lain banyak disebabkan karena lemahnya kondisi fisik yang jarang dilatih.
Penulis: Tasya