Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Ekologi Manusia, Universitas Putra Malaysia, menyelenggarakan Seminar Internasional Antarbangsa bertajuk “Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal dalam Perspektif Indonesia dan Malaysia”. Seminar diikuti delegasi Universitas Putra Malaysia (UPM), para dosen dan perwakilan mahasiswa S1, S2, dan S3 Fakultas Filsafat UGM.
Seminar menghadirkan dua pembicara kunci yaitu Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, dan Prof. Dr. Ahmad Zaid dari Universitas Putra Malaysia. Seminar internasional yang dibuka Dekan Fakultas Filsafat berlangsung di Ruang Sidang Lantai V Gedung A Fakultas Filsafat, Kamis (19/1).
Dalam kesempatan ini, Siti Murtiningsih membahas secara panjang lebar tentang wacana pengembangan Filsafat Nusantara. Secara gamblang Siti memaparkan persoalan pengembangan Filsafat Nusantara dengan memperhatikan aspek metodologis sehingga arah pengembangan Filsafat Nusantara menjadi jelas.
Sedangkan Ahmad Zaid menerangkan persoalan pengembangan Filsafat Nusantara yang tidak bisa dilepaskan dari wacana poskolonial sehingga diskursus dekolonialisme penting untuk dijadikan sebagai perhatian utama. Sedangkaan turunan diskursus dekolonialisme adalah upaya indigenasi atau peribumisasi filsafat, namun tidak secara naif.
“Secara tidak naif artinya bisa dengan memahami pengaruh Filsafat Barat sehingga arah perkembangan Filsafat Nusantara dapat menjadi jelas,” ujar Ahmad Zaid.
Setelah pemaparan dari kedua keynote speakers, seminar dilanjutkan dengan sesi diskusi panel dengan pemaparan dari 12 penulis artikel yang telah diterbitkan dalam buku yang berjudul “Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal”. Buku “Filsafat Nusantara dan Kearifan Lokal” adalah buku yang diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press pada bulan Maret 2022.
Penulis : Agung Nugroho