• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Komunitas Berpendidikan Lebih Ramah Lingkungan

Komunitas Berpendidikan Lebih Ramah Lingkungan

  • 03 Juni 2010, 08:59 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3337
  • PDF Version

JOGJA (KU) – Tingkat pendidikan sebuah komunitas tidak hanya mampu meningkatkan pengetahuan dan berpikir rasional, tetapi juga meningkatkan kesadaran ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Tasdiyanto terhadap empat komunitas masyarakat di Yogyakarta. Daerah penelitian meliputi komunitas Keraton Yogyakarta, komunitas berpendidikan di Bulaksumur, komunitas bisnis di Malioboro, dan komunitas kampung Gondolayu Lor.

Menurut Tasdiyanto, komunitas berpendidikan di kompleks dosen UGM, Bulaksumur, terbukti meningkatkan kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan. Di komunitas ini, sebagian besar dihuni masyarakat berpendidikan yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan. “Inovasi muncul, taman sangat terawat. Mereka membentuk organisasi lingkungan yang bisa mendorong komunitas lain,” kata Kepala Bidang Pusat Penataan Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas, Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Jawa, ini dalam ujian promosi doktor ilmu lingkungan di Sekolah Pascasarjana UGM, Rabu (2/6).

Berbeda dengan komunitas kampung Gondolayu Lor, kesadaran tentang lingkungan memang menjadi kebutuhan masyarakat setempat akibat semakin sempitnya ruang untuk membuang sampah. Tidak heran, di Gondolayu banyak ditemukan tempat pengolahan sampah menjadi barang yang bermanfaat, seperti produk tas dan barang lainnya. “Sebelumnya, komunitas ini membuang sampah di sungai. Setelah ada penyadaran dan program dari pihak luar, komunitas kampung akhirnya bisa lebih peduli dengan lingkungannya,” ujar bapak dua anak ini.

Selain faktor kebutuhan, tingkat kesadaran ramah lingkungan komunitas Gondolayu ternyata didukung oleh tingkat solidaritas antarsesama warga yang cukup baik. Kondisi ini memudahkan bagi pemerintah dan LSM untuk melaksanakan program ramah lingkungan.

Sementara itu, di komunitas bisnis Jalan Malioboro, sebagian besar masyarakat tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan karena terbatasnya waktu mereka untuk memperbaiki lingkungan. Meskipun demikian, beberapa anggota masyarakat ada juga yang membuat taman di atas bangunan (roof garden). “Di komunitas bisnis, mereka memang tidak punya waktu khusus memikirkan lingkungan. Hanya sebagian kecil yang sadar,” ucap Tasdiyanto yang berhasil lulus cum laude dalam ujian doktornya ini.

Adapun di lingkungan Keraton Yogyakarta, kearifan budaya ramah lingkungan lebih didasarkan atas pengabdian para abdi dalem terhadap keraton. “Mereka secara rutin membersihkan lingkungan keraton. Mereka tidak berpikir banyak tentang lingkungan karena hal itu adalah kewajiban dari tugas yang mereka lakukan,” tutur pria kelahiran Banyumas, 20 juli 1972 ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Menpora, Sri Sultan dan Rektor UGM Luncurkan Gerakan Daulat Bersepeda

    Monday,18 February 2013 - 8:32
  • Fakultas Geografi dan BNI KCP UGM Sepakat Bekerja Sama

    Friday,25 March 2011 - 11:39
  • Nuklir, Solusi Energi Ramah Lingkungan

    Saturday,13 November 2021 - 6:57
  • E-Dom, Dompet Ramah Lingkungan Kreasi Mahasiswa UGM

    Friday,16 June 2017 - 9:13
  • Pengaruh Strategi Lingkungan Alami Bagi Kinerja Perusahaan

    Friday,17 November 2006 - 14:52

Rilis Berita

  • Booster Tetap Harus Dilakukan 04 July 2022
    Pemerintah melalui juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, meminta kepada masyarakat u
    Agung
  • Penanganan PMK dan Hukumnya untuk Kurban Iduladha 04 July 2022
    Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mewabah di berbagai daerah di Indonesia sejak akhir April 2022 samp
    Satria
  • Dies ke-34 MM FEB UGM Luncurkan Buku “Mencetak Pemimpin Bisnis” 03 July 2022
    Program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UG
    Gusti
  • Refleksi dan Proyeksi Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia 02 July 2022
    Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Ke
    Satria
  • Mahasiswa UGM Raih Silver Medal dalam Inovation Exhibition di Malaysia 01 July 2022
    Sekelompok mahasiswa UGM membawa ide/gagasan yang diberi nama “Kiddie Wallet” ke 
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual