• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial

Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial

  • 02 Februari 2023, 14:18 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 385
Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan bantuan sosial seumur hidup pada warga miskin di Yogyakarta yang saat ini berada di angka 11,49 persen dari total jumlah penduduk. Dana bantuan sosial yang diambil dari alokasi Dana Keistimewaan DIY ini akan diberikan khusus pada lansia yang sudah tidak mampu bekerja dan warga miskin yang dinilai masih mampu bekerja, namun tidak memiliki modal usaha atau keterampilan kerja.    

Rencana pemberian bansos seumur hidup dalam rangka menurunkan angka kemiskinan DIY ini didukung oleh Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan kesejahteraan, Fisipol UGM, Dr. Hempri Suyatna. Menurutnya, kebijakan tersebut dianggap mampu untuk mengurangi ketimpangan ekonomi penduduk miskin DIY. “Saya kira kebijakan yang sangat baik dari pemerintah provinsi DIY dengan adanya pemberian bansos ini," kata Hempri kepada wartawan, Kamis (2/2).

Namun demikian, imbuhnya, program Bansos ini harapannya bisa dilakukan tepat sasaran sehingga benar-benar menjangkau lansia yang memang benar-benar membutuhkan. “Saya kira perlu ada upaya kebijakan perlindungan sosial lansia yang lebih komprehensif,” jelasnya.

Hempri menjelaskan bahwa persoalan lansia sangat kompleks dari  berkurangnya pendapatan, sampai ke persoalan kesehatan dan bahkan aspek psikologis, misalnya perasaan kesepian dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari program lain selain pemberian bansos semata. Tidak hanya itu, pemberian bansos seumur hidup ini harus dilakukan secara sinergis sehingga pemberdayaan lansia dapat lebih efektif. “Seyogyanya program ini juga diikuti dengan program-program yang lain misalnya pendampingan dari aspek kesehatan, pengembangan peluang usaha untuk para lansia melalui pemberdayaan ekonomi maupun program-program yang terkait dengan kesehatan maupun mendorong aktivitas-aktivitas sosial yang dapat dimasuki lansia,” ungkapnya.

Menjawab pertanyaan soal penyebab angka kemiskinan di DIY sekarang ini tertinggi diantara provinsi lain di Pulau Jawa, menurut Hempri, persoalan kemiskinan  di DIY tidak semata-mata hanya dilihat dari indeks gini ratio dan nilai upah minimum provinsi (UMP) semata. Sebab, hal ini hanya berlaku pada mereka yang bekerja di sektor formal, akan tetapi yang bekerja di sektor informal jelas mereka tidak menerima UMP. “Komparasi itu juga tidak akan tepat apalagi sektor informal dan sektor pertanian juga masih cukup dominan di DIY ini,” paparnya.

Selain pemberian bansos, kata Hempri, yang tidak kalah lebih penting adalah bagaimana mendorong sumber-sumber penghasilan dan pengembangan ekonomi produktif di DIY ini agar penghasilan keluarga miskin dapat lebih maksimal.

“Banyak potensi-potensi desa wisata dan  pertanian yang dapat dioptimalkan untuk mendorong pengembangan ekonomi produktif yang memberikan multiplier effect bagi masyarakat luas. Dengan meningkatkan pendapatan saya kira tingkat ketimpangan akan dapat diminimalkan,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Foto      : Freepik

Berita Terkait

  • Lansia Belum Sepenuhnya Mendapat Jaminan Perlindungan Sosial dari Negara

    Monday,08 June 2020 - 6:52
  • Pakar : Warga Penerima Ganti Rugi Lahan Perlu Pendampingan Alih Profesi

    Wednesday,26 January 2022 - 14:53
  • UGM Gelar Pemeriksaan Kesehatan Bagi Lansia di Sekitar Kampus

    Tuesday,14 March 2023 - 13:26
  • Mahasiswa UGM Berdayakan Kelompok Lansia

    Monday,28 September 2015 - 9:21
  • DWP UGM Adakan Bakti Sosial

    Friday,16 October 2015 - 12:00

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual