• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri

Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri

  • 07 Februari 2023, 16:02 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 2760
Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri

Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin. Diperkirakan sedikitnya 3.800 orang meninggal dan belasan ribu warga yang terluka akibat kejadian gempa tersebut. Dari hasil laporan laporan Badan Survei Geologi Amerika (USGS) menyatakan bahwa pusat gempa di Turki berkekuatan 7,8 R itu berada 23 kilometer timur Nurdagi, di Provinsi Gaziantep Turki, pada kedalaman 24,1 kilometer.

Dosen Geologi UGM, Dr. Wahyu Wilopo, mengatakan magnitude gempa di Turki yang cukup besar dan tingkat kedalaman pusat gempa yang  dangkal menyebabkan risiko tingkat kerusakan bangunan yang begitu besar.”Kerusakan gempa bumi sangat dipengaruhi oleh kekuatan gempa, durasi gempa, jarak gempa (jarak horizontal dan kedalaman) dari lokasi, kondisi tanah dan batuan di lokasi termasuk ada tidaknya jalur patahan dan kekuatan bangunan yang ada,” kata Wahyu Wilopo, Selasa (7/2).

Disamping itu, tambah Wahyu, episentrum gempa juga berada di daerah daratan dan kejadian gempa yang besar terjadi bukan pada gempa pertama, namun pada kejadian gempa selanjutnya. “Yang terjadi pada pukul 4.17 pagi dengan magnitude yang lebih rendah, kemudian terjadi gempa lagi pada pukul 4.28 dengan magnitude 6,7 dan pada pukul 13.24 siang terjadi gempa dengan magnitude paling besar 7,8,” katanya.

Kejadian gempa yang berturut-turut dengan magnitude yang cukup besar ini menurut pengamatan dosen Fakultas Teknik ini justru akan lebih merusak dibandingkan dengan kejadian gempa yang hanya terjadi hanya sekali atau gempa yang agak besar diikuti dengan gempa-gempa kecil. “Masyarakat kita juga harus waspada terhadap gempa susulan, yang mungkin magnitudonya lebih besar dari gempa yang pertama seperti kasus yang terjadi di Turki ini atau di Lombok pada 2018,” katanya.

Menjawab pertanyaan wartawan soal banyaknya korban yang meninggal dunia yang tertimpa reruntuhan bangunan, Wahyu Wilopo menjelaskan  secara umum bangunan di Turki sudah lebih baik secara kekuatan dibandingkan di Indonesia, namun demikian dengan kejadian gempa yang cukup besar berkali-kali akan menyebabkan terjadinya keruntuhan. “Sebagian besar tipikal bangunan di Turki dibangun bertingkat bukan satu lantai, sehingga lebih rentan runtuh dan menimbulkan banyak korban,” jelasnya.

Menurut Wahyu Wilopo, pelajaran yang bisa kita petik dari kejadian gempa di Turki dan Suriah adalah kita harus selalu waspada terhadap kejadian gempa bumi yang ada di Indonesia. Salah satu kewaspadaan yang harus dilakukan adalah dengan membangun bangunan yang tahan terhadap gempa. Ia mencontohkan, salah satu contoh bangunan tahan gempa yang sederhana adalah RISBA yang dikembangkan oleh teman-teman di Teknik Sipil dan Lingkungan UGM.

Selain itu, masyarakat juga harus memiliki rencana evakuasi mandiri bila terjadi gempa dengan mengenali tempat-tempat berlindung atau jalur evakuasi untuk menuju tempat aman. Yang tidak kalah penting, melakukan pemetaan sesar-sesar aktif sebagai pemicu terjadinya gempa bumi juga perlu dilakukan lebih detail untuk menginventarisasi daerah berpotensi terjadi gempa bumi. Sebab, pengembangan wilayah juga harus mengacu pada informasi bencana salah satunya gempa bumi, dimana harus ada rekomendasi kekuatan bangunan yang sesuai dengan ancaman gempanya.

Penulis: Gusti Grehenson

Foto     : Reuters   

Berita Terkait

  • UGM Susun Peta Jalur Evakuasi Tsunami Bagi Tunanetra

    Friday,13 July 2018 - 10:52
  • Dubes Turki Kunjungi UGM

    Friday,25 May 2018 - 15:15
  • Mahasiswa Fakultas Geografi Gagas Metode Evakuasi Gempabumi Untuk Difabel

    Friday,11 May 2012 - 11:25
  • Wakil Perdana Menteri Republik Turki Berkunjung ke UGM

    Monday,07 March 2016 - 9:31
  • Mahasiswa UGM Gelar Simulasi Bencana Gempa Bumi

    Wednesday,19 August 2015 - 14:02

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual