Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) telah meluncurkan program merdeka belajar sejak tahun 2020. Salah stau program yang diunggulkan adalah Indonesian International Student Immobility Award (IISMA). Program ini memberikan kesempatan bagi pelajar nasional untuk menimba ilmu di luar negeri melalui berbagai pembekalan dan dukungan finansial.
UGM sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang mendukung penuh mobilitas pelajar di tingkat internasional, tentunya menyambut baik program ini. Guna memberikan pemahaman dasar pada mahasiswa UGM, Office of International Affairs mengadakan sosialisasi IISMA secara daring pada Selasa (7/2). “Pada periode sebelumnya, UGM berhasil mengirimkan 113 mahasiswa dan waktu itu saya kira terbanyak di Indonesia. Kemudian pada tahun 2022 naik menjadi 133, tetapi tidak yang terbanyak. Ini saya kira menunjukkan bahwa seleksi IISMA ini bergitu ketat dan tidak memberikan prioritas pada siapapun,” ungkap Drs. Gugup Kismono, Ph.D., selaku Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka.
Gugup menambahkan, program IISMA ini semakin populer di kalangan mahasiswa melihat antusiasme dan jumlah pendaftar yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini tentunya membuat proses seleksi harus lebih ketat dari sebelumnya. “Meskipun tantangan dalam program ini sangat tinggi, tapi manfaatnya sangat banyak. Para alumni IISMA itu umumnya mendapatkan pekerjaan lebih cepat dari alumni yang lain,” tambah Gugup.
Kehadiran mahasiswa Indonesia di perguruan tinggi internasional bukan hanya sebagai ajang pembelajaran, namun juga merepresentasikan nama bangsa. Kewajiban inilah yang membuat aspek kematangan moral menjadi salah satu aspek penting dalam seleksi IISMA. Pun setelah melalui masa pembelajaran tersebut, alumni IISMA diwajibkan kembali ke tanah air untuk memberikan kontribusi akan apa yang telah ia pelajari di luar negeri.
Tahun 2023, program IISMA di UGM ditargetkan bisa mengundang lebih dari 1.000 pendaftar. “Program IISMA ditujukan untuk memberi pembekalan pada generasi mendatang supaya dapat menghadapi tiga tantangan penting di kemudian hari, yaitu tantangan industri 4.0, internasionalisasi, dan pembelajar mitra dengan luar negeri. Harapannya, alumni IISMA diharapkan bisa menjadi pelopor bangsa yang lebih siap daripada lainnya,” tutur Dr.Eng. Ir. Rachmat Sriwijaya, S.T., M.T., D.Eng. sebagai Penanggungjawab Mobilitas Luar Negeri Kampus Merdeka Kemdikbudristek.
Program IISMA dirancang untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dalam mempelajari berbagai kemampuan yang dibutuhkan di masa depan, seperti New Media Literacy, Social Intelligence, Computational Thinking, dan lain-lain. Nantinya, lapangan pekerjaan akan semakin tergantikan oleh teknologi, sehingga kemampuan penguasaan teknologi akan sangat dibutuhkan, terang Rachmat.
Penulis: Tasya