Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T., IPU., mengatakan sehubungan dengan program prioritas pengembangan industri di bidang minyak bumi, sirkuit elektronik, bahan kimia, produk besi baja serta berbagai mesin dan peralatan mekanis, maka Indonesia memiliki target besar yaitu masuk dalam 10 Ekonomi Terbesar Dunia pada tahun 2030. Untuk itu dukungan pemerintah dalam bentuk penyediaan fasilitas PIDI 4.0, Indonesia Manufacturing Centre, serta R&D Centre diharapkan dapat mengembangkan ekosistem yang mendukung tercapainya kedaulatan dan kemandirian teknologi.
Menurutnya, universitas bisa memanfaatkan ekosistem ini untuk dapat melakukan riset yang berfokus pada kebutuhan industri, serta dalam rangka mencetak dan mengarahkan generasi muda untuk bisa menjadi seorang Technological Entrepreneurship yang menguasai, mengoperasikan bahkan menciptakan teknologi yang dapat memberikan keunggulan bersaing pada industri seperti teknologi dalam program Making Indonesia 4.0, Society 5.0, hilirisasi sumber daya nikel, timah, bauksit, dan transisi energi, ataupun teknologi dan R&D yang berbasis pada kebijakan substitusi impor.
“Saya sepakat dengan tema yang diusung Fakultas Teknik UGM dalam HPTT ke-77 agar kita memiliki kedaulatan dan kemandirian teknologi. Kita harus serius mempersiapkan diri dalam kemandirian dan kedaulatan teknologi karena kita meyakini dengan kemandirian dan kedaulatan teknologi kita bisa mengoptimalkan modal bonus demografi,” katanya.
Menyampaikan pidato ilmiah secara daring pada peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-77 Fakultas Teknik UGM, Airlangga menandaskan tingginya angka tenaga kerja produktif tahun 2025 hingga 2035 menjadi pertaruhan karena Indonesia memiliki kurang lebih 191 juta penduduk usia produktif dan 600 ribu talenta-talenta muda. Tingginya angka tenaga kerja produktif pada masa tersebut, akan menjadi pertaruhan Indonesia untuk keluar dari middle income trap menjadi high income country.
“Melimpahnya jumlah penduduk usia produktif saja saya kira tidak cukup untuk memaksimalkan bonus demografi. Beberapa strategi layak ditempuh, diantaranya pendidikan tentunya tidak hanya mengejar capaian pendidikan dasar tetapi pendidikan keterampilan yang berorientasi industri yaitu pendidikan Vokasi. Selain itu perlu mendorong partisipasi angkatan kerja perempuan dan UMKM, serta kebijakan ekonomi yang diarahkan pada pembangunan infrastruktur yang masif dan industri manufaktur,” terangnya.
Untuk itu secara spesifik ia mengusulkan agar Technological Entrepreneurship menjadi salah satu kunci yang perlu dikembangkan di kampus, termasuk kampus UGM khususnya Fakultas Teknik UGM. Technological Entrepreneurship atau disingkat sebagai Technopreneurship merupakan suatu model bisnis yang berbasis teknologi.
Saat ini, sebutnya, China sudah menerapkan technological entrepreneurship sebagai strategi nasional dan sektor ini memperlihatkan peningkatan yang sangat signifikan dalam kontribusi pertumbuhan PDB China yakni rata-rata sebesar 41,497. Beberapa strategi pemerintah dalam penciptaan technopreneurship di Indonesia telah dilakukan seperti program inkubasi technopreneur di seluruh wilayah indonesia, akses pembiayaan, akses area komersial, akses riset dan pengembangan usaha, serta akses peningkatan kapasitas usaha.
“Karena manfaat utama yang dirasakan oleh para technopreneur setelah mengikuti suatu program inkubasi atau akselerasi adalah kesempatan untuk mendapatkan jejaring sosial yang lebih luas, baik itu investor, venture capital, praktisi, ataupun profesional,” imbuhnya.
Peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-77 Fakultas Teknik UGM dilangsungkan di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Jumat (17/2). Dalam puncak HPTT ke-77 FT UGM ini disampaikan penganugerahan Herman Johanes Award tahun 2023 kepada Prof. Ir. Bambang Suhendro., M.Sc., DE.Sc, alumnus Fakultas Teknik Departemen Teknik Kimia UGM tahun 1963 sekaligus mantan Dirjen Pendidkan Tinggi RI.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG (K), Ph.D., menyatakan sains pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, dan tanpa sadar sadar telah mengubah peradaban secara revolusioner, termasuk nalar, pola piker, kebiasaan ataupun perilaku masyarakat dalam hidup sehari hari. Efek perubahan ataupun transformasi teknologi era revolusi industri 5.0 ditengarai dengan munculnya banyak platform teknologi dari kecerdasan buatan, big data, block change, nano teknologi, IoT dan banyak lagi yang tentunya dapat diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah di dalam kehidupan di manusia.
“Pada prinsipnya hadirnya era revolusi industri 5.0 merupakan era yang mestinya berpusat pada manusia dan berbasis pada teknologi,” katanya.
Kehadiran teknologi secara produktif, menurutnya, bisa bermanfaat sebagai instrumen untuk mengembangkan berbagai kemajuan yang memberikan kontribusi kepada kehidupan masyarakat, namun di sisi lain juga dapat dibaca sebagai penyumbang berbagai resiko yang tentunya juga harus diperhitungkan dan perlu mitigasi untuk langkah-langkahnya.
Dalam menghadapi situasi perkembangan era revolusi industri 5.0, institusi perguruan tinggi diharapkan pro-aktif dan bahkan berkontribusi untuk jantung pengembangan dan penguasaan sains teknologi dengan didukung oleh kemampuan riset, produksi, distribusi dan konsumsi yang sehat dan aman bagi seluruh masyarakat.
“Saya bangga selama 7 bulan memimpin UGM, Fakultas Teknik memiliki produksi teknologi dan kerja sama yang luar biasa, dan memiliki jalinan keterikatan luar biasa dengan alumninya, saya kira ini salah satu kekuatan dari Universitas Gadjah Mada yang menjadi universitas ini menjadi menjulang tinggi dan mengakar kuat,” imbuhnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN.Eng., mengungkapkan peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik kali mengangkat tema Membangun Kedaulatan Teknologi di Era Revolusi Indistri 4.0 dan Society 5.0. Tema sengaja diangkat untuk menyiapkan Fakultas Teknik UGM sebagai salah satu kiblat pengembangan pendidikan tinggi teknik di Indonesia dalam mendidik mahasiswa-mahasiswinya agar mampu bersaing dan berperan aktif sebagai bagian dari masyarakat global.
“Agar mampu mereka nanti memecahkan berbagai permasalahan sosial yang ada di masyarakat melalui inovasi teknologi,” ucapnya.
Menurutnya aset yang dimiliki Fakultas Teknik UGM terutama sumber daya manusianya merupakan potensi yang sangat besar untuk berperan aktif dalam membangun kedaulatan teknologi. Bagaimanapun teknologi berperan penting sebagai pilihan politik untuk mengubah bangsa dan mentrasformasi masyarakat hingga menjadi lebih produktif, sejahtera dan bermartabat.
“Dengan demikian pada akhirnya teknologi dapat dikatakan sebagai panglima perubahan bangsa,” pungkasnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto