Adietta Gunawan, Director People Culture & Legal Anugerah Samudera Madanindo Group – Marine Construction, mengatakan kemajuan teknologi informasi saat ini mempermudah lulusan dalam mencari pekerjaan. Situasi ini membedakan dengan lulusan-lulusan terdahulu dimana mereka begitu sulit mendapatkan informasi.
Oleh karenanya, Adietta meyakini diantara calon 1.600 wisudawan Program Sarjana dan Diploma Periode II Tahun Akademik 2022/ 2023 sudah melakukan browsing untuk itu. Tidak hanya soal kesempatan bekerja, tetapi browsing soal tips lulusan fresh graduate segera bisa mendapatkan pekerjaan dan lain-lain.
“Di luar yang ingin melanjutkan studi dan wirausaha, saya yakin kalian sudah mulai browsing soal tips interview, wawancara dan lain-lain. Kemajuan saat ini memang mempermudah beda dengan zaman dulu,” ujarnya di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Selasa (21/2) saat membekali 1.600 lulusan UGM Program Sarjana dan Vokasi sebelum diwisuda esok hari.
Keistimewaan dalam mendapatkan informasi yang mudah saat ini, kata Adietta memang membantu lulusan mencari pekerjaan. Sudah dipastikan lulusan dengan mudah mendapat informasi-informasi yang diharapkan.
Adietta Gunawan, Director People Culture & Legal Anugerah Samudera Madanindo Group – Marine Construction, adalah alumnus Fakultas Hukum UGM. Ia masuk tahun 1990 dan lulus wisuda sebagai Sarjana Hukum UGM awal tahun 1996.
Selama di Kampus UGM, ia mengaku tidak hanya kuliah. Ia mengikuti berbagai macam kegiatan ekstra di antaranya aktif di Marching Band UGM selama 5 tahun dan terakhir menjabat sebagai Komandan Latihan. Ia pun aktif di Tim Protokoler UGM sebagai master of ceremony di tiap kali upacara wisuda.
“27 tahun lalu saya kuliah di Fakultas Hukum UGM. Masuk tahun 1990, wisuda awal 1996. Agak lama memang, karena sebagai mahasiswa saat itu saya juga disibukkan dengan berbagai macam kegiatan,” akunya.
Kembali ke kampus UGM, ia pun kali ini berbagi pengalaman. Tidak mau lagi membahas bagaimana tips wawancara atau interview dalam mencari pekerjaan, ia kali ini membagi pengalamannya dalam career development.
Ia memastikan para lulusan yang nanti sudah bekerja tentu berkeinginan lancar dalam jenjang kariernya. Misal dari staff, officer pingin menjadi coordinator atau naik lagi menjadi supervisor, manager, director hingga president director.
“Itu pastinya cita-cita atau ambisi dalam bekerja. Lantas bagaimana mencapai itu, ataukah itu naik secara otomatis? Tentu saja tidak ada yang otomatis dalam kenaikan jabatan, promosi dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Mereka yang bisa promosi atau naik jabatan, kata Adietta dipastikan mampu memenuhi syarat untuk kualifikasi jabatan tertentu. Artinya, secara umum dalam sebuah organisasi swasta atau BUMN atau bahkan ASN sekalipun secara tertulis atau tidak tertulis mereka setidaknya memiliki kompetensi-kompetensi yang disyaratkan.
Pertama, mereka diharapkan memiliki technical competition. Semisal untuk menjadi seorang akuntan harus dipastikan tahu soal akunting, atau menjadi legal sudah seharusnya paham soal pasal-pasal aturan hukum yang berlaku.
Kedua, mereka memiliki core competition. Core competition yang dimaksud adalah syarat yang diberlakukan perusahaan atau suatu instansi untuk semua karyawannya, misal memiliki kecakapan dalam achievement orientation, organization commitment, team work dan etic.
Achievment Orientation, adalah upaya penilaian bagi mereka yang sudah bekerja apakah memiliki orientasi terhadap hasil kerja atau tidak. Ataukah seseorang di perusahaan atau instansi hanya sekedar bekerja.
“Mereka yang bekerja diperhatikan kira-kira memiliki inisiatif atau tidak atau justru malah pasif,” terangnya.
Ketiga, organization commitment sebuah upaya untuk melihat seseorang yang pada saat bergabung dengan perusahaan atau institusi dinilai akan bekerja dengan hati atau tidak. Mereka dinilai soal memiliki komitmen dengan oraganisasi atau tidak.
“Jangan-jangan, mereka bekerja hanya untuk mengisi waktu. Kalau seperti itu maka yang dirugikan institusinya atau perusahaannya,” papar Adietta.
Keempat menyangkut soal Team Work. Soal bagaimana mereka yang diterima kerja bisa bekerja sama teman kerja yang lain atau rekan kerja yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya mereka juga dituntut memiliki etic.
“Banyak perusahaan saat ini mensyaratkan etika ini. Para pegawai akan dinilai apakah bisa memenuhi etika umum atau tidak, soal sopan santun, cara berpakaian dan sebagainya,” urainya.
Kompetensi terakhir adalah soal Managerial Competition. Seorang pegawai akan dinilai apakah ia memiliki kemampuan yang dipersyaratkan oleh suatu perusahaan untuk posisi sebagai leader. Posisi yang memiliki anak buah dan harus mengatur dan memimpin banyak anak buah dalam suatu divisi atau departemen.
“Di sini karena posisi tinggi mereka dituntut memiliki strategic thinking, analytical dan self confidence. Karena bagaimana bisa memimpin kalau tidak memiliki convidence. Malu berbicara di hadapan banyak orang tentunya susah untuk dipromosikan,” tuturnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto: Firsto