Tim UGM berhasil meraih juara II dalam Lomba Karya Tulis Nasional yang digelar pada 1 Mei 2010 di Universitas Negeri Makasar. Dalam kegiatan tersebut, tim UGM yang terdiri atas Genesiska (Fakultas Biologi), Sigit Dwi Maryanto (Fakultas Biologi), dan Muhammad Dzarnuji Aziz (Fakultas Teknik) mengajukan karya tulis berjudul “Penerapan Strategi Pemuliaan Tanaman sebagai Upaya Peningkatan Usaha Agribisnis Benih Holtikultura untuk Menghadapi ACFTA”.
Genesiska selaku ketua tim menuturkan kelompoknya menawarkan solusi untuk pembenahan di bidang pertanian Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas dengan menerapkan strategi pemuliaan tanaman. Upaya tersebut perlu dilakukan melihat kondisi pertanian Indonesia yang belum menunjukkan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan produk pertanian.
Sering kali masih terjadi kesenjangan antara kebutuhan konsumsi dengan hasil produksi, terutama dalam pemenuhan tanaman holtikultura sebagai bahan pangan utama. “Melalui pengimplementasian dan pengoptimalan pemuliaan tanaman yang tepat, sistematis, dan berkelanjutan, yang didukung oleh berbagai elemen masyarakat secara sinergis mampu meningkatkan usaha agribisnis benih,” jelasnya, Jumat (4/6), di Fakultas Biologi UGM.
Menurutnya, peningkatan usaha agribisnis benih sangat diperlukan karena nilai produksi dan panen tanaman sangat bergantung pada harga dan ketersediaan benih. Indonesia akan selalu menjadi negara konsumtif dan sangat bergantung pada benih impor jika tidak segera melakukan langkah strategis dan konkret untuk menanggulangi permasalahan tersebut. “Untuk itu, dibutuhkan strategi solutif dengan menaikkan tingkat keberhasilan produktivitas pertanian. Salah satunya adalah dengan menyediakan benih bermutu sebagai subsistem pra-produksi,” terangnya,
Sementara itu, Sigit Dwi Maryanto menambahkan pemuliaan tanaman, baik dari persilangan, kultur jaringan, maupun ploipodisasi, dapat diterapkan untuk meningkatkan usaha agribisnis. Namun, untuk tahapnya diperlukan sebuah siklus yang harus dilakukan secara tepat guna dan berkelanjutan. Siklus tersebut terdiri atas koleksi, karakterisasi, perakitan (seleksi dan persilangan), pelepasan varietas, dan perlindungan varietas tanaman. Kelima tahapan tersebut harus dilaksanakan secara sistematis dan diterapkan oleh berbagai pihak yang terlibat secara sinergis.
“Selanjutnya, produk hasil pemuliaan tanaman tersebut diproduksi dengan melakukan hubungan simbiosis mutualisme antara perusahaan benih di Indonesia dan plasma benih, khususnya petani. Melalui cara tersebut, diharapkan harga dan keuntungan yang didapatkan dapat disesuaikan dengan kondisi pasar. Di samping itu, harapannya harga benih tidak lebih mahal dari harga benih impor sehingga petani akan lebih memilih menggunakan benih lokal,” urainya.
Untuk jangka pendek, lanjut Sigit, benih yang dipasarkan berasal dari benih yang memang telah lolos uji sertifikasi. Selanjutnya, dilakukan peningkatan nilai produktivitasnya dengan memberikan bimbingan pada daerah sentra produksi benih oleh pemerintah dan peneliti. Ditekankan oleh Sigit, untuk menjaga keberlangsungan usaha agribisnis jangka panjang, kelima tahap pemuliaan harus dilakukan dengan kerja keras, tepat guna, dan berkelanjutan oleh elemen-elemen yang terlibat secara sinergis. “Dengan demikian, Indonesia perlahan tapi pasti akan menjadi bangsa yang mandiri untuk memenuhi kebutuhan produk pertaniannya,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)