Koordinator GER UGM, Muhammad Fauzan Firdaus menjelaskan GER melakukan asesmen di pos pengamatan Babadan yang merupakan pos paling atas untuk pemantuan aktivitas gunung Merapi. Saat melaksanakan asesmen tim GER bertemu dan berkoordinasi dengan Kapolres Magelang dan Dandim Magelang untuk perencanaan mitigasi bencana Merapi.
“Sabtu siang Merapi mengalami erupsi dan mengeluarkan awan panasan guguran dengan sebaran abu yang cukup jauh hingga Wonosobo dan Semarang sehingga GER UGM memutuskan untuk melakukan ground check di pos pengamatan Babadan, Magelang,” paparnya saar dihubungi Senin (13/3)
Fauzan mengatakan bahwa dari hasil asesemen diketahui untuk sementara Pemkab Magelang belum menginstruksikan warganya untuk mengungsi. Namun jika ada warga yang ingin mengungsi, pemerintah telah menyiapkan shelter-shelter pengungsian ataupun sister village.
Selain melaksanakan asesmen, Fauzan menyebutkan tim GER UGM juga melakukan pengamatan dampak sebaran abu dan kondisi warga. Lalu membagikan masker kepada masyarakat terdampak di Magelang dan Wonolelo.
“Kita bagikan masker sebanyak 10 bok ke mahasiswa UGM yang terdampak Merapi di Kota Magelang dan masyarakat Komunitas Lingkar Merapi,” tuturnya.
Saat ini GER UGM terus berkoordinasi dengan relawan lokal untuk update informasi aktivitas terbaru Merapi. Bersama Forkom UKM UGM, GER melakukan pemantauan aktivitas Merapi melalui siaran langsung cctv Merapi dan radio komunikasi.
“Kami terus berkoordinasi dan memantau aktivitas Merapi. Jika nantinya erupsi mengarah ke DIY, maka GER akan menyiapkan shelter di lingkungan UGM dan open rekrutmen untuk relawan,”ucapnya.
Penulis: Ika
Foto: Dok. GER UGM