Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis paling produktif kedua dalam Authors Awards 2022 pada Desember lalu. Penghargaan ini merupakan kategori anyar yang baru diluncurkan tahun 2022 untuk memberikan apresiasi sekaligus memotivasi minat menulis di masyarakat.
“Nominasi ini memang baru ada di tahun ini, dan tujuannya mendorong masyarakat untuk menulis. Zaman sekarang kan, minat menulis itu semakin turun ya, apalagi menulis ilmiah. Kami sebagai lembaga juga memiliki tanggung jawab untuk mendorong itu,” ungkap Ika Krismantari selaku Chief Editor/Content Director The Conversation, Sabtu (25/3).
The Conversation Indonesia sendiri merupakan bagian dari jaringan The Conversation global yang telah ada di berbagai negara. Sejak didirikan pada tahun 2017, The Conversation telah menghasilkan tulisan-tulisan kritik terhadap isu-isu nasional maupun internasional. Kredibilitas artikel The Conversation juga tak main-main, setiap penulisnya harus menjadi bagian dari beberapa institusi. “Syarat menjadi penulis The Conversation itu harus memiliki afiliasi dengan institusi tertentu. Tujuannya, selain agar mendapat isu-isu dengan cepat, bisa juga ada sudut pandang yang menarik dari penulisnya,” tambah Ika.
UGM sendiri memiliki beberapa penulis andalan yang telah bekerja sama dengan The Conversation. Substansi kritik terhadap isu seperti kebijakan pemerintah, isu kesehatan, wacana pendidikan, dan lain-lain kerap muncul di kanal The Conversation Indonesia. Meskipun sekilas terlihat seperti kanal media pada umumnya, namun tulisan-tulisan karya penulis The Conversation memiliki ciri khas tersendiri, seperti keberanian mengungkapkan opini, kedalaman riset, dan variasi sudut pandang yang menarik.
Penghargaan organisasi terproduktif ini diberikan pada tiga institusi besar, yaitu Universitas Indonesia dengan 79 artikel, Universitas Gadjah Mada di urutan kedua dengan jumlah 55 artikel, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional sebanyak 45 artikel. Menurut Ika, penilaian ini dilakukan berdasarkan jumlah artikel yang diterbitkan penulis organisasi tersebut untuk The Conversation.
“Rencananya, kedepan juga akan terus kami selenggarakan kategori-kategori seperti ini. Motivasi untuk institusi juga perlu, supaya semakin banyak tulisan yang kritis dan baik untuk dirilis ke publik, sehingga nantinya semua tulisan bersifat kredibel,” ucap Ika.
Penulis: Tasya