• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan

Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan

  • 29 Maret 2023, 09:01 WIB
  • Oleh: Agung
  • 898
Pengamat UGM: RPJPN 2025-2045 Diperlukan Energi Tersedia dan Terjangkau

Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya agar Indonesia memiliki sumber energi murah untuk menopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Hal ini nampaknya memang perlu ditekankan mengingat tingginya konsumsi energi dalam negeri dari sumber energi yang belum sustainable.

Menurut pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada,  Dr. Fahmy Radhi, MBA., kemungkinan yang dimaksud Presiden Jokowi bukan energi murah, tetapi energi tersedia dan terjangkau, yang mengarah pada energi baru terbarukan (EBT), bukan energi fosil.

“Alasannya, energi fosil selain energi kotor, juga ketersediannya sudah semakin habis dan tidak bisa diperbaharui (unrenewable)," ungkapnya di Kampus UGM, Rabu (29/3).

Fahmi berpendapat dalam mencapai ketersediaan EBT, Indonesia sesungguhnya memiliki resources yang berlimpah, diantaranya Biothermal, Biomass, Biofuel,  Tenaga Surya, Tenaga Angin, Micro Hydro. Energi Gelombang Laut, Energi Pasang Surut, Fuel Cell. Energi Sampah, dan Energi Nuklir. 

Hanya saja permasalahan yang dihadapi, Indonesia tidak memiliki teknologi untuk mengembangkan EBT yang sumbernya melimpah. Sebagai contoh apa yang telah dilakukan oleh Pertamina selama ini.

“Pertamina sudah mengembangkan biodiesel meski hanya sampai B-35, sedangkan untuk mencapai B-100 Pertamina harus bekerja sama dengan investor asing pemilik teknologi," ucapnya.

Demikian pula dengan pengembangan gasifikasi yang mengubah energi kotor batubara menjadi energi bersih gas. Produk gasifikasi akan menggantikan LPG yang impor dan subsidi contents sangat tinggi. Sayangnya, proyek gasifikasi tersebut  mandeg saat Perusahaan Amerika Serikat Air Product  hengkang dari konsorsium bersama Pertamina.

Fahmi menandaskan dalam kontek ketersediaan dan keterjangkauan energi sangat tepat bila dalam bidang pendidikan pemerintah memberikan penekanan atau perhatian besar pada Pendidikan Vokasi. Hal ini seiring dengan keinginan Presiden Jokowi, selain meminta ada strategi besar terkait ketersediaan dan keterjangkauan energi, dirinya berharap RPJN 2025-2045 memberikan penekanan pada Pendidikan Vokasi.

Menurut Fahmi penekanan tersebut sangat tepat. Pasalnya, Pendidikan Vokasi dapat mengatasi permasalahan ketersediaan teknologi dan inovasi yang dibutuhkan untuk pengembangan EBT di Indonesia. Pendidikan Vokasi yang lebih menekankan pada pengembangan teknologi terapan akan sangat tepat dalam pengembangan teknologi EBT.

“Mengingat RPJPN 2025-2045 merupakan rencana jangka Panjang, siapa pun Presiden terpilih harus melanjutkan pengembangan ketersediaan dan keterjangkau energi yang ditopang SDM lulusan Pendidikan vokasi untuk memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," pungkasnya.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : Freepik.com

Berita Terkait

  • Penting, Kontribusi Daerah Dalam Ketahanan Energi

    Tuesday,31 March 2015 - 15:31
  • PLN Perlu Diaudit Penggunaan Energi

    Thursday,17 June 2010 - 17:48
  • EPSILON 2018 Bahas Energi Berkelanjutan

    Monday,23 April 2018 - 14:35
  • Generasi Milenial Peduli Energi Berkelanjutan

    Friday,16 August 2019 - 14:32
  • Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan

    Monday,20 January 2014 - 11:17

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 06Jun Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Dra. Ratna Susandarini, M.Sc....
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual