Ragam kuliner Indonesia yang terdiri atas minuman, makanan utama, lauk-pauk, penyerta dan pelengkapnya, serta kudapan, sangat mencerminkan kebhinekaan budaya bangsa Indonesia. Pengetahuan tentang ragam kuliner Indonesia dapat membantu membangun persatuan dan kesatuan.
Terkait hal itu, Fakultas Teknologi Pertanian UGM bekerja sama dengan Penerbit Andi menggelar talkshow sekaligus launching 3 buku Seri Pusaka Cita Rasa Indonesia. Tiga buku yang ditulis Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc merupakan buku Ragam Kudapan Jawa, buku Ragam Kudapan Sumatra, Bali, NTB, NTT & Papua serta buku Ragam Kudapan Maluku, Sulawesi & Kalimantan.
Informasi tiga buku yang terangkum dalam Seri Pusaka Cita Rasa Indonesia diharapkan dapat menjadi dasar sekaligus pemahaman bagi pengembangan produk kuliner. Pentingnya buku ini ditulis karena makanan memiliki berbagai macam fungsi baik dalam aspek fisiologi, kesehatan, sosial, budaya, politik, diplomasi, dan pengembangan pariwisata.
Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, mengatakan lahirnya tiga buku Seri Pusaka Cita Rasa Kudapan Nusantara menunjukkan kaya ragam kudapan nusantara yang sangat luar biasa. Menurutnya begitu kaya kuliner masyarakat Indonesia dan sebagai salah satu kekayaan warisan leluhur yang patut untuk dilestarikan dan dibawa ke panggung dunia.
“Mari kita promosikan ini sebagai karya anak bangsa yang seindah dan semenarik ragam seni budaya Indonesia,” ajaknya secara daring saat memberi kata pengantar talkshow.
Butet Kartaredjasa, seniman & budayawan sekaligus pelaku bisnis kuliner, memberikan apresiasi atas hadirnya tiga buku kudapan nusantara ini. Dia begitu mengapresiasi Prof. Murdijati Gardjito dan tim yang dengan tekun mengumpulkan sebegitu banyak soal kudapan nusantara dari tahun 2003 hingga 2012.
“Saya yakin dalam benaknya juga ada soal lauk pauk, pengolahan karbohidrat. Ini merupakan harta karun ilmu pengetahuan bagi yang mau membangun bisnis kuliner tentunya bisa berguru pada buku ini,” ungkapnya di Auditorium FTP UGM, Kamis (30/3) .
Buku ini menawarkan tantangan kepada mereka yang bergerak di bidang kuliner menjajal bereksperimen lagi dengan mendasarkan data yang ada di buku ini. Buku ini adalah referensi yang diharapkan bisa mempertemukan lintas etnik bagaimana Jawa dipertemukan dengan NTT, Papua dipertemukan dengan yang Minang.
“Itu bisa menjadi inovasi dan kreasi-kreasi yang inspirasinya muncul dari buku ini,” sebutnya sembari berencana memberikan life time achievement kepada Prof. Gardjito bersama seniman lain dalam ajang Festival Kebudayaan Yogyakarta tidak lama lagi.
Butet menandaskan kuliner sebagai produk budaya itu tidak harus final. Ia diharapkan bisa bertumbuh dan menantang tafsir-tafsir baru yang mampu melahirkan kreativitas.
“Ironisnya sekarang ini para generasi baru belum melakukan olah cipta sepert generasi-generasi pendahulu ini. Para generasi dulu mencipta, tapi kenapa anak muda sekarang tidak memiliki kemampuan seperti para leluhur yang mewariskan harta karun ini,” terangnya.
Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan UGM, Perintis & Peneliti Gastronomi Indonesia, sebagai penulis buku mengungkapkan makanan tradisional yang tertinggal jauh dengan makanan impor telah menjadi keprihatinannya. Karenanya sejak 2003 ia mengumpulkan soal makanan tradisional nusantara.
“Yang menyedihkan kan tidak ada yang membicarakan soal makanan tradisional kita. Tidak banyak teks book yang mendukung makanan tradisional, tidak ada yang peduli untuk menulis, literasi sangat rendah. Dengan itu bagaimana kemudian orang akan mencintai makanan Indonesia kalau mereka tidak mengenal (tahu) makanan tradisional nusantara,” katanya.
Dia mengaku banyak kolega yang turut membantu penulisan buku sehingga dari 2003 – 2012 terkumpul berbagai dokumen penting.
Setelah terkumpul, ia mengaku memilah makanan yang asli dan akulturasi. Dari data menunjukkan sebanyak 1.000 lebih tercatat sebagai makanan asli Indonesia dan 600 diantaranya merupakan makanan berbasis ketela pohon.
“Dari makanan berbasis ketela pohon ini akan terlihat makanan khas mana yang ada di daerah masing-masing. Tiga buku yang kita tulis ini rata-rata setebal kurang lebih 400 halaman,” ungkapnya.
Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM sekaligus penulis, menyatakan Buku Pusaka Citarasa Indonesia digagas oleh Prof. Murdijati Gardjito menjadi tonggak sejarah. Buku ini sekaligus sebagai persembahan bagi bangsa Indonesia dan milestone bagi FTP UGM yang bertepatan merayakan Lustrum 12 atau 60 tahun.
“Dengan ketekunan Prof. Murdijati mendokumentasikan seluruh makanan di Indonesia dan di siang ini diluncurkan tiga buku yaitu seri kudapan Indonesia,” ucapnya.
Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc, Guru Besar Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM, menambahkan disamping tiga buku ini akan terbit pula 15 buku sejenis. Karena menurut rencana terbit buku pertama soal minuman, kedua kudapan dan ketiga buku soal menu utama.
“Buku semacam ini kalau diimplementasikan secara sungguh-sungguh akan mendukung ketahanan pangan, dan tentunya segala aspek ekonomi, pariwisata, budaya bisa memanfaatkan buku ini,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho