Pertanian berkelanjutan telah menjadi tema penting pembangunan pada skala global dan nasional. Pada skala global, pertanian berkelanjutan menjadi penting karena pertanian merupakan sumber utama makanan bagi kebanyakan orang di dunia, dan pertanian selama ini juga merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Jika tidak dikelola dengan baik, pertanian dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengurangi produktivitas lahan di masa depan.
Dalam pandangan Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D, dosen Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Faperta UGM, pembangunan pertanian berkelanjutan dianggap penting karena untuk memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, serta untuk mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pertanian. Di tingkat nasional, katanya, pertanian berkelanjutan merupakan salah satu prioritas pembangunan untuk memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pemerintah sering mengeluarkan kebijakan dan program untuk mendorong pertanian berkelanjutan, termasuk melalui pemberian bantuan keuangan kepada petani, pengembangan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan peningkatan akses kepada informasi dan pelatihan bagi petani,” katanya di Fakultas Pertanian UGM, Senin (3/4).
Subejo berpendapat bonus demografi di Indonesia yang telah terjadi sejak tahun 1990-an dan diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2030-an menjadi tantangan sekaligus peluang. Dinilai sebagai peluang bagi Indonesia karena diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus demografi ini tentunya juga harus diimbangi dengan jaminan ketersediaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat yang semakin meningkat.
“Ketersediaan pangan yang cukup sangat penting untuk menjamin kesehatan dan gizi yang baik bagi masyarakat, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat,” katanya.
Menurut Subejo untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup di Indonesia diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi, termasuk peningkatan produktivitas pertanian, pengembangan agribisnis yang inklusif dan berkelanjutan, serta peningkatan akses kepada informasi dan teknologi pertanian bagi petani. Diperlukan juga kebijakan yang mengatur distribusi pangan yang adil dan efisien, serta program-program kesejahteraan yang menjamin ketersediaan pangan bagi kelompok masyarakat yang paling rentan.
Dalam upaya memastikan penyediaan pangan yang cukup dan sehat bagi masyarakat diperlukan langkah-langkah terintegrasi untuk menjaga kualitas lingkungan dan meningkatkan daya dukung lahan pertanian. Dalam hal ini termasuk penggunaan teknik pertanian yang ramah lingkungan, seperti pertanian organik, agroforestry, dan pertanian konservasi, serta pengelolaan air yang efisien. Juga dalam hal penggunaan pestisida dan pupuk yang tepat dinilai penting untuk menjaga kualitas air, tanah, dan makanan yang dihasilkan.
“Di sinilah diperlukan kesadaran petani mengenai pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan yang menjadi faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas pertanian dan menjaga keberlangsungan usaha pertanian di masa yang akan datang,” paparnya.
Untuk itu perlu adanya upaya edukasi dan pelatihan yang tepat sasaran. Penyuluh pertanian dan pihak-pihak terkait lainnya dapat memberikan edukasi kepada petani tentang manfaat pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi keberlangsungan usaha pertanian di masa yang akan datang, serta memberikan informasi tentang teknik pertanian yang ramah lingkungan yang dapat diterapkan di lahan pertanian petani.
Subejo menuturkan petani umumnya bersikap realistis dalam mengadopsi teknologi pertanian karena mereka mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan usaha pertanian yang dijalankan. Petani akan lebih tertarik untuk mengadopsi teknologi pertanian yang dianggap dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan mereka di masa yang akan datang.
Iapun menandaskan beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh petani dalam mengadopsi teknologi pertanian antara lain biaya yang dibutuhkan untuk mengadopsi teknologi pertanian, pendapatan yang dihasilkan dari mengadopsi teknologi, kondisi lingkungan dan iklim, dan ketersediaan sumber daya, serta kebiasaan dan tradisi yang telah ada.
“Sangat perlu upaya edukasi dan pelatihan yang tepat sasaran agar petani dapat memahami manfaat teknologi pertanian yang ramah lingkungan bagi keberlangsungan usaha mereka,” terangnya.
Secara hakiki pertanian berkelanjutan dianggap penting karena untuk memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, serta untuk mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pertanian. Dengan demikian, pertanian berkelanjutan dapat membantu menjamin stabilitas pangan masa depan.
Meski begitu, ia menjelaskan masih ada tantangan-tantangan lain yang harus dihadapi dalam menjamin stabilitas pangan, seperti perubahan iklim, perubahan kebiasaan konsumsi, dan fluktuasi harga. Bagaimana mengupayakan agar para petani memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim, dan memperkuat sistem-sistem pemasaran yang transparan dan efisien.
“Saya kira perlu adanya dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait agar petani lebih tertarik untuk mengadopsi teknik pertanian ramah lingkungan. Dukungan tersebut dapat berupa insentif atau bantuan teknis yang diberikan kepada petani yang menerapkan teknik pertanian ramah lingkungan di lahan pertanian mereka,” jelasnya.
Subejo berpendapat hasil kajian kerjasama antara Tim Peneliti Fakultas Pertanian UGM dengan PT Pupuk Indonesia menyebut salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah dengan BUMN yang dimilikinya dapat berperan dalam mendorong pertanian berkelanjutan.
PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pertanian diharapkan berperan dalam produksi pupuk kimia dan pupuk organik, serta menyediakan beragam solusi nutrisi untuk pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kualitas hasil pertanian.
“Diharapkan PT Pupuk Indonesia dapat memainkan peran penting dalam mendukung stabilisasi pangan yang berkelanjutan di Indonesia melalui beberapa cara,” paparnya.
Melalui PT Pupuk Indonesia (Persero) dapat menyediakan pupuk yang berkualitas tinggi, dan PT Pupuk Indonesia dapat terus mengembangkan pupuk yang berkualitas tinggi dan memberikan informasi kepada petani tentang cara menggunakan pupuk tersebut dengan benar. Selain itu mereka pun dapat memberikan edukasi kepada petani tentang teknik pertanian yang efisien seperti penggunaan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan sistem tanam yang sesuai dengan kondisi lokal.
“Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho