Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi salah satu pengisi acara pada Dialog Ramadan yang diselenggarakan Mardliyyah Islamic Center UGM, Minggu (16/4) lalu. Pada kesempatan ini ia berbicara mengenai fenomena dan masalah sosial yang ia temui di berbagai daerah di Indonesia.
Permasalahan sosial, menurutnya, memerlukan kontribusi bersama dari masyarakat untuk merawat semangat solidaritas dan kepedulian antarwarga. “Mari kita rawat itu dengan cara kita saling peduli dan kita saling memperhatikan satu sama lain. Itu adalah kunci dari keberhasilan kita,” ucapnya.
Topik yang diangkat dalam dialog kali ini adalah “Para Kartini Mengupas Permasalahan Bangsa”. Risma mengungkapkan, para perempuan dengan berbagai peran yang dijalankan menjadi kunci penting dalam penyelesaian persoalan-persoalan sosial.
Salah satu persoalan yang ia soroti adalah terkait kasus kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang melibatkan anak di bawah umur. Risma mengungkapkan, tidak jarang persoalan yang terjadi pada anak berakar pada persoalan para orang tua, baik yang berkaitan dengan pola asuh maupun minimnya waktu dan perhatian yang diberikan orang tua kepada anak.
Dalam konteks keluarga, menurutnya perempuan sebagai ibu memiliki peranan yang sangat penting untuk mendidik dan merawat anak sehingga bisa tumbuh sebagai pribadi yang baik. “Setinggi apa pun prestasi jabatan kita, kita adalah kaum perempuan, istri, dan ibu dari anak-anak kita,” ungkapnya.
Selain Risma, dialog ini juga menghadirkan Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro S.S., M.Hum., DEA., serta Asma Nadia, penulis novel dan cerpen Indonesia.
Senada dengan paparan Risma, Wening juga menyampaikan bahwa perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga, terutama dalam merawat anak-anak. Meski demikian, menurutnya perlu ada kesetaraan serta solidaritas di antara kedua orang tua, agar anak mendapat kasih sayang yang setara, dan ibu sebagai seorang perempuan memiliki kesempatan yang besar untuk berkarya.
“Perempuan sudah memiliki tempat yang luar biasa tapi dia harus berjuang sangat keras. Perlu ada kerja sama, solidaritas, dan empati,” kata Wening.
Wening berbicara mengenai pentingnya solidaritas dan empati, tidak hanya dalam lingkup keluarga tetapi juga dalam pertemanan. Kedua hal ini, menurutnya, diperlukan baik dalam komunikasi fisik maupun komunikasi di media sosial.
“Jangan sampai satu dengan lain saling merundung, itu banyak dampaknya. Bersama kita membangun masyarakat yang memiliki empati terhadap yang lain agar semua bahagia,” imbuhnya.
Penulis: Gloria
Foto: Donie