Kawan UGM berencana mau memilih kuliah di Prodi Antropologi? Lembaga pemeringkatan EduRank telah mengeluarkan daftar kampus yang memiliki Prodi Antropologi terbaik di Indonesia tahun 2023 yang bisa digunakan sebagai referensi.
Dikutip dari situs EduRank.org sebanyak 10 kampus di Indonesia yang mendapat peringkat dari EduRank. Dalam menentukan peringkat Prodi Antropologi ini EduRank tidak membedakan antara program sarjana dan pascasarjana. Dari daftar peringkat kampus tersebut diurutkan berdasarkan kinerja riset di bidang Antropologi dengan menggunakan data 279 sitasi hasil riset 441 akademisi dari 10 perguruan tinggi yang selanjutnya digunakan untuk menghitung peringkat publikasi.
Berdasarkan peringkat 10 kampus terbaik untuk Prodi Antropologi, UGM berada di peringkat pertama sekaligus berada di peringkat 21 Asia dan 465 dunia. Selanjutnya urutan kedua hingga kelima ada Prodi Antropologi Universitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Universita Diponegoro, dan Universitas Brawijaya. Selanjutnya peringkat keenam hingga kesepuluh diraih oleh Universitas Hasanudin, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Bandung, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Negeri Medan.
Kepala Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Pujo Semedi, M.A., mengaku bersyukur dengan hasil pemeringkatan dari EduRank yang telah menempatkan Antropologi UGM berada di peringkat satu di Indonesia dan peringkat 21 Asia. “Kita sangat bersyukur jika Antropologi UGM dapat peringkat tertinggi di Indonesia dan 21 Asia. Tentu saja kami senang,”katanya.
Soal kinerja publikasi internasional bereputasi yang telah menempatkan tingginya hasil pemeringkatan dari EduRank, menurut Pujo, hasil publikasi di kalangan staf memang terhitung tinggi. ”Jumlah publikasi terus meningkat dari tahun ke tahun karena secara teratur staf kami melakukan kolaborasi internasional dengan target publikasi,”paparnya.
Ia menyampaikan bahwa selama ini riset yang dilakukan staf antropologi lebih dominan adalah riset mengenai Indonesia.
“Ke depan pelan-pelan wilayah riset akan diperluas ke luar Indonesia,”tegasnya.
Pujo menyebutkan jumlah dosen di Departemen Antropologi UGM saat ini ada 19 orang dengan jumah mahasiswa jenjang S1, S2, S3 sekitar 450-an mahasiswa. Menurutnya dari bidang akademik, kata Pujo, dari 19 dosen tersebut, sebanyak 10 orang bergelar doktor dan 3 orang tengah menempuh pendidikan doktor serta 5 orang guru besar. “Di bidang pendidikan, departemen kami terhitung maju, hanya ada satu dosen yang bergelar master, 3 sedang pendidikan doktor, 10 doktor dan 5 guru besar,”jelasnya.
Selain itu, di tiap semester pihaknya juga menyelenggarakan pertukaran dosen dengan beberapa universitas bergengsi di Eropa. Sementara di bidang pengabdian kepada masyarakat, para dosen melakukan tugasnya dengan baik. “Secara teratur selalu ada staf dosen yang bekerja dengan swasta dan pemerintah untuk pengembangan masyarakat,” ujarnya.
Selain untuk para dosen, tugas pengabdian juga dilakukan oleh para mahasiswa baik melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata juga program kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk kalangan mahasiswa program master. “Di program S2 kami juga membuka minat pemberdayaan masyarakat yang kurikulumnya berorientasi pada kerja kemasyarakatan,”katanya.
Untuk prospek peluang kerja bagi calon mahasiswa yang berminat memilih kuliah di Prodi Antropologi, Pujo mengaku pihaknya selalu menekankan bahwa Departemen Antropologi selalu bekerja untuk membuka jalan agar mahasiswanya menjadi orang pandai, berpikiran terbuka, paham dengan persoalan-persoalan kemanusiaan dewasa ini dan bisa bekerja untuk merumuskan alternatif jalan keluar dari persoalan tersebut. “Untuk perkara lapangan kerja, jika mahasiswa berhasil menjadi manusia yang pandai maka mereka akan mampu bekerja di bidang apa saja dan selalu siap untuk mempelajari hal baru dalam kehidupan,”pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto