Duta Besar Qatar untuk Indonesia, HE Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti, menemui Rektor Universitas Gadjah Mada di Gedung Pusat UGM, Senin (8/5) dalam rangka penyelenggaraan Qatar-Indonesia Year of Culture yang akan berlangsung di DIY pada bulan Juni mendatang. Selain itu, keduanya sepakat untuk menjajaki membangun peluang kerja sama antara UGM dengan Qatar University dalam bidang bidang pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kedatangan beliau dalam rangka akan membangun kerja sama. Sebab, kerja sama UGM belum banyak dengan universitas di Qatar. Ada inisiatif dengan Qatar University akan ditindaklanjuti dan langsung ditandatangani pada bulan Juni mendatang. Pihak dari Qatar University akan datang ke sini,” kata Direktur Kemitraan, Alumni dan Urusan Internasional UGM, Dr. Puji Astuti kepada wartawan.
Menurut Puji, dalam pertemuan Dubes Qatar dengan Rektor UGM disepakati beberapa bidang kerja sama riset yang akan dikembangkan meliputi bidang ekonomi, sains, dan kesehatan. “Ada bidang ekonomi, sains dan bidang kesehatan,” katanya.
Untuk sementara ini, kata Puji, Dubes meyakinkan bahwa ia akan menjembatani kerja sama UGM dengan Qatar University. Setelah itu pihaknya akan menggandeng beberapa kampus lainnya di Qatar untuk melakukan hal serupa. “Untuk pertama ini akan menggandeng pihak Qatar University,” paparnya.
Rektor UGM pada pertemuan dengan Dubes menegaskan banyak peluang kolaborasi riset yang bisa dikembangkan antara UGM dengan Qatar University. Rektor menyebutkan diantaranya riset soal biomedis, energi terbarukan hingga keamanan pangan. “Banyak pilihan riset yang bisa dieksplorasi dan dikolaborasi. Saya kira nantinya pihak dari Qatar bisa menggandeng beberapa negara lain yang tertarik pada tema riset terkait untuk bergabung sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dunia,” jelasnya.
Dubes Qatar dalam kesempatan itu menyambut baik soal kerja sama pendidikan antara UGM dengan Qatar University yang semakin memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Qatar. Ia juga sepakat adanya kerja sama pendidikan dalam bentuk pengiriman tenaga pengajar dosen dan staf antar kedua universitas dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia masing-masing. “Banyak hal yang bisa diserap oleh mahasiswa lewat program pertukaran mahasiswa ini,” ujarnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Donnie