Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa UGM di kancah internasional. Dewi Ratih Ayu Daning, mahasiswi Fakultas Peternakan UGM, berhasil meraih juara II dalam final Altech Young Scientist di Kentucky, Amerika Serikat, 14-20 Mei lalu. Untuk juara pertama kali ini diraih oleh perwakilan dari Kanada.
Perjalanan gadis kelahiran Malang, 19 Desember 1988 ini, menuju kompetisi tingkat dunia tidaklah mudah. Sebelumnya, Daning harus bersaing dengan 80 finalis di tingkat nasional. Setelah terpilih sebagai wakil Indonesia, ia pun melaju ke tingkat Asia Pasifik dan berkompetisi dengan 1.000 finalis lainnya. Berkat penelitiannya tentang limbah teh hitam, akhirnya Daning berhasil mencapai puncak tertinggi kompetisi. Dalam final, Daning berhadapan dengan finalis dari Afrika Selatan, Brazil, Hungaria, dan Kanada.
Pada kompetisi tersebut, Daning mempresentasikan paper penelitian berjudul “Limbah Teh Hitam (Bohea Bulu) sebagai Agen Defaunasi terhadap Reduksi Gas Metan pada Fermentasi Rumen dalam Mendukung Peternakan Ramah Lingkunganâ€. Mahasiswi Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan ini memanfaatkan limbah teh hitam untuk menekan produksi gas metan pada ternak ruminansia.
Penelitiannya berawal dari keprihatinannya akan kenyataan bahwa peternakan ruminansia menyumbangkan sekitar 20% gas metan di dunia. Seperti diketahui, gas metan merupakan penyumbang kerusakan lapisan ozon dan menyebabkan pemanasan global. Dari hal itulah, Daning berupaya mencari cara untuk mengembangkan peternakan yang ramah lingkungan, yakni membuat terobosan dengan menambahkan limbah teh hitam pada pakan ternak ruminansia. Dengan cara tersebut, terbukti produksi gas metan dapat turun secara signifikan.
Lebih lanjut dijelaskan Daning, untuk memperoleh pakan yang dimaksud, cukup dilakukan dengan cara yang sederhana, limbah teh hitam dicampur dengan dedak halus dan pakan hijauan. “Dari uji coba secara invitro, produksi gas metan akan berkurang hingga 60% dibanding dengan pakan ternak yang tidak diberikan campuran limbah teh hitam,” jelasnya, Jumat (11/6), di Ruang Fortakgama UGM.
Dikatakan Daning, limbah teh hitam mengandung senyawa tannin (1,5%) yang diketahui dapat menekan pertumbuhan bakteri penghasil gas metan. Hal itulah yang menyebabkan produksi gas metan berkurang.
Ketika ditanya tentang pengalamannya dalam mengikuti kompetisi tersebut, Daning menguraikan jawabannya. “Meskipun tidak menjadi juara dunia, saya merasa bangga bisa menjadi wakil Indonesia dan Asia Pasifik. Banyak pengalaman yang saya peroleh dan semuanya itu tidak akan terlupakan,†katanya.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Lies Mira Yusiati, S.U., dosen pembimbing penelitian Daning, merasa bangga atas capaian yang diperoleh anak didiknya. “Saya cukup bangga karena ada bimbingan saya yang berhasil menorehkan prestasi di tingkat dunia,†katanya. (Humas UGM/Ika)