Mahesa Audriansyah Agatha, mahasiswa Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, peserta studi independen MSIB batch 4 di PT Stechoq Robotika Indonesia berhasil mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam ajang company representative STECHOQ pada pameran industri teknologi terbesar di Jerman yaitu Hannover Messe tahun 2023. Terkait kegiatan ini, Program Studi Independen di PT Stechoq Robotika Indonesia menawarkan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia untuk diberangkatkan keluar negeri dalam ajang pameran industri teknologi terbesar di Jerman yaitu Hannover Messe 2023.
Melalui proses seleksi yang panjang, Mahesa dinyatakan lolos menjadi delegasi PT Stechoq Robotika Indonesia untuk memamerkan produk asli Indonesia buatan PT Stechoq Robotika Indonesia berupa Ventilator ICU pertama buatan Indonesia yang diberi nama Venindo. Hannover Messe sendiri berlangsung selama 6 hari, 16 – 21 April 2023 dan dihadiri serta dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
PT STECHOQ Robotika Indonesia memberangkatkan mahasiswa MSIB dengan harapan memberikan pengalaman nyata terhadap gambaran dunia industri pada skala global. Dengan melibatkan mahasiswa maka mahasiswa terpilih yang mewakili diharapkan memiliki pemikiran lebih maju untuk mampu membuat produk inovasi level international yang akan bermanfaat secara nyata untuk mendukung kemajuan dan daya saing bangsa.
“Saya merasa bersyukur bisa lolos dan mengikuti pengalaman internasional ini di ajang Hannover Messe tahun 2023,” ujar Mahesa di Kampus UGM, Rabu (17/5).
Mahesa menjelaskan STECHOQ merupakan perusahaan riset di Indonesia yang terus memberikan karya nyata bagi bangsa Indonesia. Pada saat pandemi Stechoq bersama konsorsium berperan aktif untuk menghasilkan karya yang dibutuhkan yaitu Venindo V01.
VENINDO V01 ini merupakan Ventilator ICU pertama yang berhasil dibuat oleh industri dan universitas di Indonesia. Pada permulaan riset, PT STECHOQ, PT YPTI, PT Swayasa Prakarsa, dan peneliti dari Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada berdiskusi dengan dokter spesialis anastesi konsultan intensif care RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.
“Sesuai dengan kebutuhan rumah sakit pada saat itu kemudian dicetuskan untuk membuat Ventilator ICU. Selama proses riset dan development VENINDO V01 dibina oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia,” jelasnya.
Bersama konsorsium, STECHOQ membutuhkan waktu selama 6 bulan untuk berhasil membuat Ventilator ICU dengan nama VENINDO V01. VENINDO V01 kemudian diujikan kepada BPFK Surabaya.
Setelah berhasil mendapatkan sertifikat aman untuk digunakan kepada pasien maka VENINDO V01 harus melewati tahapan uji berikutnya berupa uji klinis kepada pasien di ruang ICU. Dengan protokol uji yang ketat disertai ethical clearence yang sesuai dengan prosedur pelayanan RSUP DR. Sardjito Yogyakarta maka VENINDO V01 pun berhasil melewati tahapan uji klinis.
“Uji klinis ini melibatkan 12 pasien ICU dan pada akhirnya mendapatkan sertifikat izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,” jelasnya lagi.
Dengan mendapat sertifikat Izin Edar VENINDO V01 dari Kemenkes RI, STECHOQ bersama dengan konsorsium pada akhirnya mendapat bimbingan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia untuk mendaftarkan sertifikat TKDN. VENINDO V01 pun mendapatkan sertifikat TKDN 43 persen yang selanjutnya diajukan untuk daftarkan pada e-catalog guna mempermudah pengadaan pada program subtitusi impor pemerintah Indonesia.
“Tentunya kita semua berharap agar VENINDO V01 sebagai ventilator ICU bisa digunakan oleh bangsa Indonesia,” ucapnya.
Perbedaan VENINDO V01 dengan produk ventilator lain yang dikembangkan pada saat pandemi Covid-19 adalah kebanyakan produk-produk ventilator lain hanya memiliki kemampuan untuk mendukung proses ventilasi CPAP. Sementara VENINDO V01 memiliki tujuh mode ventilasi yang dapat mendukung pasien dalam kondisi kritis di ICU hingga pasien dalam kondisi weaning.
“Bisa dibilang produk VENINDO adalah produk ventilator pertama Indonesia yang memiliki fitur paling unggul dibanding yang lain,” terang Mahesa.
Mahesa merasa bersyukur bisa mengikuti pameran industri teknologi terbesar di Jerman yaitu Hannover Messe tahun 2023. Melalui kesempatan yang diberikan PT STECHOQ Robotika Indonesia dalam pameran ini, dirinya mengaku mendapatkan banyak wawasan sekaligus mampu mengubah cara pandangnya menyangkut potensi kemajuan teknologi indonesia.
Penulis : Agung Nugroho