Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua Selatan dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan sumver daya manusia. Kesepakatan kerja sama ini dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama yang ditandatangani oleh Pj Gubernur Papua Selatan yang diwakili oleh Asisten 1 Sekda Provinsi Papua Selatan, Drs. Agustinus Joko Guritno, M.Si, dan Rektor UGM yang diwakili oleh Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, Senin (22/5) di ruang sidang pimpinan, Gedung Pusat UGM.
Agustinus Joko Guritno, M.Si, mewakili pejabat gubernur Papua Selatan mengatakan Provinsi Papua Selatan merupakan daerah pemekaran baru yang dibentuk pada bulan November tahun lalu. Pihaknya kini tengah mempersiapkan pemerintahan definitif hingga tahun 2024 mendatang. “Provinsi ini relatif muda dan baru. Sebagian kita juga masih belajar melaksanakan tugas di Papua Selatan. Kita mempersiapkan pemerintahan definitif sampai pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur tahun 2024,” jelasnya.
Melalui kerja sama di bidang pendidikan dan pengembangan SDM, Agustinus berharap kualitas aparatur SDM akan meningkat dan tingkat kepuasan pelayanan publik di Papua Selatan juga semakin baik. “Kita ingin mempersiapkan SDM dalam berbagai bidang ilmu agar sumber daya kita semakin andal di berbagai bidang sehingga mendukung program pembangunan daerah dan pelayanan kepada masyarakat semakin baik,” paparnya.
Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, menegaskan provinsi Papua Selatan memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga banyak kerja sama akan ada dalam bentuk implementasi hasil riset dari kampus UGM seperti pengembangan energi terbarukan, pengelolaan sumber daya hutan, konservasi sumber daya air, pengembangan pembangkit listrik tenaga air dan pengembangan sumber daya laut.
Dalam nota kesepahaman bersama ini disebutkan adanya program pengembangan SDM orang asli Papua di bidang tenaga kesehatan dan dokter, pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pemberdayaan masyarakat untuk energi listrik, air bersih, home industri berbasis sumber daya alam seperti sagu, ketela dan ikan. Tidak hanya itu, juga dimungkinkan dalam bentuk kerja sama riset di bidang transportasi dan konektivitas pembangunan jembatan dan dermaga. Di bidang sosial dan budaya, juga akan dilaksanakan riset cagar budaya melalui pengembangan Asmat Heritage Center.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Donnie